Berbagai macam kesenian tumbuh dan berkembang di Yogyakarta salah satunya adalah musik yang bertransformasi secara pesat dengan variasi skena dan genre. Dari sekian banyak skena, ada satu grup musik yang patut diamati prosesnya, yaitu Halimun. Band yang telahmerilis karya pertamanya berjudul “Kembali” pada pertengahan Maret tahun lalu. Sesudah melahirkan “Kembali”, Halimun kembali bergumul dengan nada dan kata di kamar rekaman dan lahirlah single kedua dengan judul “Masih Ada”. Karya kedua Halimun cukup berbeda karakter dengan “Kembali”, kali ini ada tambahan perspektif lain dan warna baru, yang terkemas secara mewah.
Perspektif segar ini adalah wakil dari single “Masih Ada” yang memiliki simbol keriangan kehidupan asmara. Halimun menyuarakan riangnya kehidupan asmara, setelah mereka mengilhami sepasang manusia yang sama-sama bertahan di berbagai kondisi. Halimun pun berpendapat dalam lagu ini bahwa, “bertahan bersamanya merupakan anugerah” yang terlihat pada lirik lagu. Single “Masih Ada” merupakan cara Halimun menerjemahkan siklus asmara manusia ke dalam notasi musik dan kata.
Menyoal musikalitas, lagu ini menyajikan suasana yang sejuk dan gembira. Berbeda dengan single “Kembali”, pada lagu kedua ini terlihat transformasi musikalitasnya. Suguhan warna klasik terlihat dari tambahan alunan biola dan lantunan keyboard yang saling mengisi. Tak ketinggalan, riff gitar yang selang-seling memadati sukat komposisi lagu, pun suara staccato biola, sesekali terdengar. Dari segi lirik, single “Masih Ada” cukup tegas dalam menyatakan keriangan, yang terpaparkan di bagian verse dan dihentakkan kembali di reff. Lirik dan musikalitas yang mumpuni kemudian diterapkan oleh Halimun di rumah rekam Arya Music Production. Sama halnya dengan proses mixing-mastering, Halimun mempercayakan prosses sakral ini kepada Mas Arya, selaku pemilik dari Arya Music Production. Mereka berkolaborasi untuk meng-godog lagu ini hingga menjadi rapi dan apik.
Ramuan musik ala Halimun tidak tercipta secara dadakan, sama halnya dengan berkumpulnya para personil hingga menjadi Band. Ide pembentukan muncul ketika pertemanan antara Sambung dengan Pandu. Mereka sama-sama doyan seni nadayang berujung pada pembentukan band formasi komplit, setelah melalui proses diskusi panjang. Tepat pada Maret 2018, Halimun resmi menjadi nama pengganti dari 6 personilnya, yaitu; Krido Tido (vokal), Sambung Penumbra (gitar), Nikolaus Krisna (gitar), Pandu Prasasya (bass), Evan Danarko (drum) dan dibantu Muh. Asyhari pada keyboard. Selayaknya kebiasaan, Halimun merilis single keduanya setelah usianya genap satu tahun. Penasaran ? Simak single “Masih Ada” di kanal dan platform musik andalan. Chiao !