Alterego dibentuk di Yogyakarta tahun 2010. Setelah merilis mini album perdananya
‘ALTEREGO’ (2011), mereka sempat ‘meledak’ dengan single ‘WHATEVER YOU SAY’ (2012). Beranggotakan Bagoes Kresnawan (Drum), Agib Tanjung (Bass-Vokal), Ancal Mahmoed (Gitar) dan Nova ‘Artzex’ Abdillah (Vokal-Gitar), kelompok musik yang disebut-sebut banyak orang sebagai departemen sweet grunge ini akan kembali merilis album baru, sebuah album yang pengerjaannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni tahun 2013-2015.
Album ini akan terbagi menjadi dua bagian, yaitu White dan Black. Di mana masing-masing bagian akan berisi delapan lagu. Pengkategorian lagu adalah berdasarkan struktur dan nyawa lagu itu sendiri. Meskipun sebenarnya tak ada lagu yang benar-benar ‘putih’ maupun ‘hitam’, bahkan cenderung abu-abu. “Delapan pertama yang diberi label White, karena menurut mereka lebih easy listening. Sementara label Black mewakili lagu-lagu yang lebih segmented. Album ini rencananya akan kami beri nama TRANSENDEN dengan total berisi 16 lagu,” kata Artzex.
Menurut Agib, sejatinya tembang Whatever You Say adalah prolog pertama untuk dirilisnya bagian putih dari TRANSENDEN. Lagu tersebut sempat mendapat respons yang baik dari para penggemar musik, bahkan cukup lama bertengger di beberapa chart radio di Jogja dan sekitarnya. “Namun sayang, usai merilis single Whatever You Say, kami malah mengalami masa hibernasi on and off yang tidak sebentar. Sejujurnya memang karena kesibukan masingmasing personel, tak selalu bisa kumpul di satu kota,” ujar Agib.
Kendati demikian, pada tanggal 6 Juni 2016, egosentris (sebutan untuk teman-teman setia Alterego) bisa terobati kerinduannya dengan mendengarkan single teranyar ‘Bawa Turun Sampahmu’, sebuah lagu untuk pemanasan dari hibernasi mereka, sebelum benar-benar melahirkan album TRANSENDEN. ‘Bawa Turun Sampahmu’ ini rencananya akan dirilis perdana di soundcloud Alterego dan dibuka bebas untuk diunduh semua orang. Tak cuma itu saja, lagu yang baru ditulis Artzex pada 2015 ini nantinya juga akan menyajikan video lirik dengan latar belakang panorama keindahan Dieng.
“Dari segi tema, lagu ini mungkin paling berbeda dari lagu-lagu Alterego yang dulu. Ada kepedulian terhadap alam dan lingkungan yang tumbuh seiring bertambah dewasanya pola pikir dan kepribadian masing-masing individu,” kata Bagoes.
Bagoes menambahkan, ‘Bawa Turun Sampahmu’ awalnya hanya merupakan statement
reaktif dari fenomena ‘pendaki gunung’ yang semakin bertambah jumlahnya, terutama di awal tahun 2014. Namun jumlah itu juga berbanding lurus dengan semakin menumpuknya sampah di atas gunung yang berada di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah itu. Yang tentu saja diprediksi ke depannya akan berimbas makin buruk tak hanya pada alam itu sendiri, tetapi juga manusianya.
Artzex, sang vokalis pernah mengalami sendiri transisi tersebut karena Gunung Prau yang kebetulan dekat sekali dengan tempat tinggalnya. Ia menjadi saksi hidup, betapa sebelum 2014 gunung itu tenang dengan sedikit intervensi manusia, kemudian menjadi objek famous yang per minggu tidak kurang dari seribuan pendaki naik untuk menjelajahi keindahannya. Sayang para pendaki itu lupa membawa pulang serta sampahnya. “Meski hari-hari sekarang perilaku buruk tersebut sudah mulai berkurang, tapi tidak menutup kemungkinan akan terus terulang. Doktrin positif harus tetap regenerasi. Juga tidak melulu di gunung, bisa juga di laut, di jalan yang kita lewati sehari-hari, atau di depan rumah. Di mana saja. Dan ingat, selalu sedia kantung belanja sendiri,” ujar Artzex lagi.
Dari segi komposisi, ‘Bawa Turun Sampahmu’ menawarkan formula sederhana, refrainverse-refrain-chorus-refrain, yang memungkinkan pendengar akan lebih cepat
mencernanya.”Pengaruh musik grunge yang sempat besar di era 90-an, sebenarnya kentara sekali didepartemen aransemen. Kami tetap berusaha bikin aransemen yang bertenaga, sedikit dark, namun tetap catchy. Semoga pesan dari lagu ini tersampaikan,” imbuh Ancal, personel yang paling muda di Alterego ini.
Meski banyak yang bertanya-tanya sebelumnya, kenapa single ini dirilis berdekatan dengan bulan Ramadhan 2016, Artzex tetap menjawab logis dan diplomatis. Menurutnya, segala macam bentuk karya harus diekspresikan secara bebas dan tak perlu terikat apa-apa. “Sebenarnya kalau kamu peka, ada 6 angka di situ (tanggal rilis single BTS). Biar 666, angka manis dan jangan dihubung-hubungkan sama yang lain. Sejujurnya kami juga nggak nyangka kalau itu bertepatan dengan awal Ramadhan 2016. Mau disebut single ‘religi’ kami juga nggak keberatan kok, karena isi konten lagu ini memang semuanya positif dan tentu saja mengajak kebaikan,” kata Artzex sembari terkekeh. Kamu penasaran dengan ‘Bawa Turun Sampahmu’? Silakan unduh dan sebarkan pesanpesan positif peduli lingkungan ala Alterego ini di Soundcloud. Meski nantinya kamu tetap bisa membelinya secara digital di iTunes, Deezer, Spotify, Joox dll. Itu pun kalau kamu benar-benar mau mengapresiasi Alterego.. Itukah kamu ?
BAWA TURUN SAMPAHMU
Bawa turun sampahmu
Menjaga alam meraba rasa
Bawa turun sampahmu
Buta hati kita alam yang akan binasa
Berjalan mendaki dengan jumawanya
Tak sadar tanaman kentang diinjaknya
Berfoto di puncak dengan teman-teman
Plastik berserakan tak kau hiraukan
Menuliskan angka-angka ketinggian
Begitu terekam kertas dibuangnya
Membakar pohon dan harapan
Bawa turun sampahmu
Menjaga alam meraba rasa
Bawa turun sampahmu
Buta hati kita alam yang akan binasa
Rumputku tak sehijau dulu
Gersang tanah di atas Prau
Eksploitasi oleh pribumi
Yang lebih mementingkan materi
ALTEREGO
Agib Tanjung – Bass
Ancal Mahmoed – Guitars
Nova Abdillah – Vocal & Guitar
Bagoes Kresnawan – Drums
The Management
Office: Perum Sawit Sari, G8. Condong Catur. Yogyakarta.
Contact: 0813 2827 2878 (Agib) 0811 3038 767 (Bagoes)
Social Media
Twitter & Instagram: @alterego_band
Facebook: Alterego Jogja
Soundcloud: alterego_band
www.alteregosensitif.blogspot.com
Join our mailinglist: alterego.rocket@gmail.com
The Recording
‘Bawa Turun Sampahmu’
Song: Alterego
Drum and Bass tracks recorded at Lahan Eross Studio, engineered by Tutoet Daru Prabowo
Guitar tracks recorded at Neverland Studio, engineered by Ardha Buzzbanditz
Vocal tracks recorded at Mantra Recording Studio, engineered by Nuno Satrida
Muhammad Dani Fibriadi (Momo) as a Vocal Director
Mixed by Agib Tanjung at Fatrocket
Mastered by Rahadhita Arumtaka at Sugriva
Artworks by Sella Zelyana
Yogyakarta
06.06.2016
THANK YOU FOR YOUR SUPPORT ~