Beberapa tahun lalu skena musik Indonesia sempat dikejutkan dengan rilisan album yang penuh intrik klenik berisi barang sesajen berbungkus anyaman bambu (besek). Adalah Rabu, duo Folk dari Yogyakarta yang bertanggung jawab atas aroma menyan yang menyelimuti packaging debut album mereka, Renjana (2013).
Beberapa waktu setelah promo tour Renjana, duo yang digawangi Wednes Mandra (Gitar, vokal) dan Judha “Tempe” Herdanta (gitar) ini seakan menghilang secara mistis layaknya atmosfer lagu mereka. Wednes sendiri sebelumnya mempunyai kebiasaan membuat banyak band dan ketika jenuh dengan satu band lalu mendirikan band baru. Mungkin itu yang terjadi setelah Rabu sempat naik daun.
Tempe kemudian sempat menjadi gitaris di band Shoegaze, Seahoarse. Bersama member Kultivasi, MDAE dan Goorsha, Wednes mendirikan A-Tseng Fikrey and The Ladies yang lekat dengan eksplorasi tema seks lewat sudut pandang yang kadang terdengar konyol. Lihat saja judul album mereka “Sasa Bagara Malas-Malas” (Ear Alert Records Netlabel, 2015) yang dicomot dari guyonan khas anak SD. Sedikit kecurigaan kalo project ini dibuat untuk melunturkan image klenik-nya ketika bersama Rabu.
Pandemi tampaknya membuat Wednes dan Tempe berkeinginan mengaktifkan kembali Rabu. Mengajak 2 personil baru yaitu Rudi Yulianto di posisi gitar (Seahoarse) dan Bona Zustama (programmer & gitar), brainstorming format baru Rabu pun dimulai. Rabu reborn ini banyak memasukkan unsur piano ke dalam materi-nya serta tidak segan memasukan suara dari programming komputer ke dalam-nya. Mereka sempat merilis sebuah demo lagu Potret Akhir Yang Kusam via Soundcloud.
Formasi baru ini kemudian menunjukkan interpretasi beberapa komposisi lama & baru-nya di event online bergengsi, INF IN-GAME CLUB pada 10 September tahun lalu. Mereka mementaskan 6 lagu diantaranya Dalam Tidur, Kemarau Bunda dan Iblis, Baung, Potret Akhir Yang Kusam serta dua lagu baru: Malam Anggara Kasih dan Menjadi Bayi Muda.
Gayung pun bersambut, ke enam lagu ini kemudian dimastering dan akan dirilis oleh Relamati Records. Rilisan berjudul Tadahasih ini merupakan rekaman transisi wujud baru Rabu. Bekerjasama dengan Endry Pragusta yang menyediakan instalasi karya-nya sebagai artwork kover, EP ini akan dirilis dalam format kaset limited 100 pcs.
Tadahasih ditawarkan dalam 3 warna cangkang kaset yang berbeda: hitam (berupa bundling dengan kaos dan hanya tersedia via band) serta merah dan putih yang bisa dipesan via Relamati Records.
Pre order bundling kaset (hitam) dan kaos seharga Rp. 200.000 dimulai tanggal 17 Februari 2021 via Rabu (085878888188). Sementara pre order versi reguler kaset warna merah dan putih seharga Rp. 40.000 (normal price Rp. 50.000) bisa dipesan mulai 28 Februari 2021 via Relamati Records (082290121376).
Gimana fren? Penantian kalian tentang kabar dadi Rabu sudah terjawab kan? Nabung untuk beli bundlingnya ya.