Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Final Festival Band Sholawat Hadirkan Banyak Band Dari Jogja


Berawal dari keresahan para pelaku musik dan praktisi budaya kita terhadap fenomena yang menghinggapi pada banyak praktisi musik di peta musik tanah air.

Ada dua situasi dari ekses yang terjadi kepada banyak individu secara personal saat mereka menggeluti dunia musik. Yang pertama adalah kelompok ekstrim “kiri”, yakni mereka yang merasa membutuhkan sesuatu untuk melengkapi kehidupan profesi nya dengan mengkonsumsi narkoba dengan sejumlah faktor sebagai alasan pembenarannya. Yang kedua ekstrim “kiri” yaitu kelompok yang mulai dihinggapi faham dari suatu paham yang menerjemahkan istilah “hijrah” secara berlebihan dengan menggunakan tafsir-tafsir tertentu yang lepas dari konteks situasinya. Kelompok ini mulai menyentuh dan menghinggapi para musisi di Yogyakarta. Mereka mulai mengharamkan musik, dan perilaku lain yang dikhawatirkan mendegradasi esensi keindahan musik dan faham islam itu sendiri.
Berangkat dari keprihatinan tersebut di penghujung tahun 2018 atas inisiasi beberapa musisi Yogyakarta lahirlah komunitas yang mereka beri nama “Mujahid Musik Indonesia” yaitu komunitas yang berjuang dan berkontribusi dalam proses menjadi insan Indonesia yang berbudaya melalui jalan musik melalui jargon “Musik itu Halal”
Komunitas ini secara berkala berkumpul dalam wadah forum “Jagongan bareng Gus Fuad” yaitu acara pengajian yang dibahas secara santai, cair dan akrab seputar kehidupan praktis dari perspektif para pelaku seni budaya dan musik pada khususnya. Dengan menggunakan bahasa-bahasa dan idiom yang berlaku di kalangan muda, forum tersebut di respon secara positip sebagai ruang dialog yang memberi khasanah dan pencerahan dalam kehidupan sosial berlandaskan moral dan agama.
Kebetulan Gus Fuad sendiri (K.H Muhammad Fuad Riyadi) adalah pengasuh pondok pesantren “Rhoudhatul Fatihah” atau disingkat Rofa. Dan beliau juga pelaku seni yang memiliki talenta kuat dibidang sastra, seni rupa dan musik. Khusus di bidang musik beliau mendirikan grup band bernama Rofa Band yang saat ini sedang terus berproses menelurkan karya-karya lagu ber lirik Sholawat. Yaitu lirik yang mengandung makna kecintaan pada Kanjeng nabi besar Muhammad SAW dengan segala kisah-kisah ke tauladanannya.


Nama “Mujahid Musik Indonesia” dicanangkan sebagai ungkapan emosional dalam bentuk semangat perjuangan untuk mencapai cita-cita. Namun dalam suatu kebutuhan dan situasi tertentu dirasa kurang luwes karena bisa ditafsirkan berbeda oleh kepentingan lain.
Selanjutnya dibentuklah Rofa Enteprise yang berfungsi merealisasikan gagasan dari para Mujahid Musik Indonesia dalam bentuk kegiatan dan aktifitas yang kongkret dan berdampak langsung terhadap khayalak luas dan pihak pihak yang berkompeten.
Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah Festival Band Sholawat (FBS) tingkat pelajar dan mahasiswa yang akan digelar pada tanggal 29 Agustus 2019 mendatang di gedung Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta.
Acara berupa festival band karena selama ini masih dirasa sangat kurang wadah kompetisi bagi para pelajar mahasiswa dalam mengukur kemampuan bermusik mereka.
Dipilihnya tema band Sholawat karena perlu dilakukan afirmasi kepada masyarakat, khususnya anak muda untuk mengenal lebih jauh tentang Rasulullah Muhammad SAW dengan cara yang indah dan dengan bahasa yang mereka pahami. Ber sholawat adalah ekspresi kecintaan terhadap Rasulullah, sehingga tidak harus dengan syair syair berbahasa Arab dan menggunakan instrumen ataupun irama ala padang pasir.
Acara festival ini mendapat dukungan penuh dari POLDA DIY, karena relevan dengan program dan kewajiban kepolisian untuk selalu mengayomi dan dekat dengan masyarakat. Memberi apresiasi terhadap kegiatan positif yang dilakukan oleh pelaku seni dapat membantu pihak kepolisian dalam rangka mengantisipasi masuk nya paham-paham yang berpotensi memecah belah bangsa dan bertentangan dengan ideologi Pancasila.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles