Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Lantangkan Rock Purba 70-an, Black Horses Rilis Album Perdana

Setelah melewati proses produksi yang cukup panjang, ditambah lagi pergantian posisi vokal yang kini diisi oleh Salim Lubis, Black horses dengaRcn percaya diri merilis album debutnya dan percaya akan menjadi generasi musik rock berikutnya di Indonesia. Band yang masih bertahan dengan musik rock purba 70an ini menamakan album debutnya Ballads of the Freedom Youth, dan sudah dirilis dalam bentuk fisik dan digital streaming medio Oktober 2020.

Ballads of the Freedom Youth dibuka dengan lagu gemuruh riff gitar Gibson Les Paul yang dimainkan oleh Kevin Indriawan diberi judul Death Call Declined. Lagu yang bercerita tentang kisah vokalis lama, Rafi Syachdan, yang mengalami kecelakaan hingga berada di ambang maut, dan mengaku bahwa rock n roll lah yang menyelamatkan nyawanya. Track dengan tempo yang lumayan cepat dan menggebu ini merupakan pilihan tepat sebagai pembuka album debut Black Horses.

Album dilanjutkan dengan lagu Man-made Devil. Seperti judulnya, Man-Made Devil mengisahkan tentang berbagai macam setan buatan manusia. Jadi, apa Man-Made Devil lo? Lagu yang dimulai dengan riff Bass dari Lucky Azary mampu memberikan kesan gelap, namun ketika bait pertama dinyanyikan, nuansa gelap terasa sirna begitu saja dengan birama blues jadul namun tetap berdistorsi penuh.

Tanpa jeda, lagu ketiga yang bertajuk Women song pun dimulai. Ketukan dan riff yang ganjil terdengar sangat kompak namun tidak memusingkan kepala seperti musik progresif pada umumnya. Salim Lubis sang vokalis baru pun, mampu memberikan kesan seksi pada lagu ini, tanpa menghilangkan esensi rock purbanya.

Lanjut ke track berikutnya, Burn Me On Air, dari lagu inilah judul album Ballads of the Freedom Youth dipilih. Dari lirik, sudah bisa ditebak, menceritakan pengalaman saat di bawah pengaruh substansi. Sebetulnya, sebelum masuk ke outro solo gitar Kevin Indriawan, tertulis lirik “Excuse me, while i kiss the sky” untuk menghormati mendiang Jimi hendrix, namun karena tidak ingin mencomot hak dari beliau, dihilangkan dan membiarkan Kusir (sebutan penggemar Black Horses -red) yang meneriakkannya ketika manggung.

Album dilanjutkan dengan lagu Mr. Glass dan Martyr yang sudah dirilis tahun lalu, namun menggunakan vokal dari Salim Lubis. Lebih gahar atau? Silahkan dinikmati sendiri.

Black Horses sudah sampai di tahap ini tentu saja berkat peranan penting dari para Kusir yang selalu liar dan tak kenal lelah memecut Black Horses, hingga terciptalah lagu Horsemen, track ke 7, yang memiliki tempo dan riff paling liar dan memicu kerusuhan. Track Horsemen memamerkan skill tiap personil, yang dimulai dari solo gitar Kevin Indriawan, dilanjutkan dengan solo Bass dari Lucky Azary, dan ditutup dengan gebukan drum dari Julian Aditya Karnajaya. 

Ballads of the Freedom Youth ditutup dengan North, satu-satunya lagu tanpa distorsi, bahkan hanya gitar akustik, Banjo, dan vokal. Meskipun terasa belang, North tetap menjadi penutup yang memorable dan tidak meninggalkan nuansa rock purba ala 70an.

Seluruh lagu dari album Ballads of the Freedom Youth direkam di Palm House Studio dan dirilis secara digital dan fisik melalui situs resmi Palm House Records. www.palmhouserecords.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles