Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

MCPR Rilis Album Kedua suarakan tentang Punk, Pluralisme dan Indonesia

MCPR adalah band punk rock dari kota Solo yang ada sejak awal tahun 2006, band ini dulunya bernama MOOCA CABOEL, dan transformasi awal pergantian nama band ini dimulai sejak rilisnya album pertama MAKE LOVE NOT WAR tahun 2012, pergantian nama dirasa perlu dilakukan mengingat adanya beberapa pertimbangan, selain pertimbangan internal, nama ini dirasa kurang adanya relevansi dari lirik lagu yang ada didalamnya dengan nama band itu sendiri. “Kami sadar, apalah arti sebuah nama, Tapi kami berada di satu titik dimana nama menjadi bagian penting dalam sebuah brand image yang harus kami jaga dan pikirkan matang-matang, agar setiap orang tidak salah tafsir, karena banyak hal yang ingin kami sampaikan dalam karya kami” (Alby Moreno / Vocalist) . Dan setelah album pertama keluar, sudah tidak ada nama MOOCA CABOEL ,dan nama itu menjadi sejarah awal berdirinya band ini. “Untuk lebih tau perjalanan band ini, sudah di bahas di channel youtube MCPR SOLO “
Selang waktu antara 2012 sampai 2018 ada beberapa karya yang sempat dirilis baik secara fisik maupun digital platform, diantaranya adalah rilisan fisik 3 way split album bersama Nothing Special dan Automatic (Do you fell lucky, punk?! – 2015) Re-issue album (Try hard to be a punkers) yang merupakan gabungan semua lagu yang ada di EP 2008 sampai album Do you feel lucky,punk?! Dirilis dalam format kaset pita, dan single (Kompleks) Tahun 2017.
Tahun 2019 menjadi awal kebangkitan MCPR setelah hiatus selama 2 tahun, rilisnya single “TENTANG NEGERI” yang berkolaborasi dengan seorang seniman sekaligus penulis FITRI NGANTHI WANI,dan di produseri oleh TSHIRTTOKOH ini menjadi issue hangat di awal tahun 2019 untuk memulai lagi geliat MCPR. Single ini adalah pengenalan sekaligus penyegaran kembali tentang pendewasaan konsep bermusik MCPR, tidak jauh berbeda dengan karya-karya MCPR lainnya, tetap menyuarakan pesan perdamaian, dan penghormatan tentang semua keberagaman manusia, dan dengan sosok di balik semua karya FITRI NGANTHI WANI yang satu frekuensi dengan issue yang diangkat MCPR semakin mempertegas kemana arah karya MCPR bermuara, dalam segi musikalitas dan kematangan MCPR lebih siap untuk ambil bagian dalam pergerakan music punk rock yang tidak lagi terbatas segmentasi melainkan berbicara ke ranah yang lebih luas.
Tanggal 30 Agustus 2019, menjadi momenpenting dalam 13 tahun perjalanan MCPR, Ribuan orang memadati teater arena Taman Budaya Jawa Tengah, untuk menjadi saksi lahirnya album kedua MCPR yang berjudul, SEKARANG SAATNYA, show yang merupakan kolaborasi antara beberapa pihak yaituLOCAL NATIVES, CROSSROAD RECORDS, BIRU STUDIO dan MCPR Ini mendapat respon positif dari banyak segmentasi, show yang melibatkan REBELLION ROSE (Jogja), THE DELGADDO, KMZERONINE dan THE GLOW ini, berhasil mendatangkan crowd yang sangat massif, dan diluar perkiraan sekaligus kapasitas venue.Awal yang baik untuk memulai kembali perjalanan MCPR yang sempat stagnasi.
Album SEKARANG SAATNYA berisi 10 lagu dalam bahasa Indonesia yang sangat representative untuk mewakili banyak hal, tapi tetap dalam satu benang merah untuk selalu mengkampanyekan tentang ribuan hal-hal baik yang sering kita abaikan dalam kehidupan yang maha sederhana ini. Tentang keberagaman yang bukan hanya menjadi tugas Negara, tapi juga menjadi pekerjaan rumah untuk semua partikel di dalamnya, dan serukan ini dengan lantang dan kepalan tangan saat menyaksikan show mereka “SALAM DAMAI UNTUK NUSANTARA”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles