Leiper (1983), pada artikelnya yang berjudul An Etymology of “Tourism”, pada bagian akhir artikelnya menyebutkan bahwa pariwisata memiliki banyak makna. Pemaknaannya tergantung oleh siapa yang memaknai. Orang bisnis dan atau pemerintah cenderung memandang pariwisata sebagai industri. Sedangkan ada pihak lain yang memandangnya sebagai fenomena sosiologi, et cetera, et cetera.
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, pariwisata di definisikan sebagai “yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi”. Sedangkan pada Brittanica.com, ensiklopedi tertua di dunia, pariwisata dimaknai sebagai “the act and process of spending time away from home in pursuit of recreation, relaxation, and pleasure, while making use of the commercial provision of services”. Dalam bahasa Indonesianya kurang lebih jika kamu pergi dari rumah untuk rekreasi dan menggunakan layanan komersial.
Dengan beragamnya pemaknaan tentang pariwisata, sebagai dosen dan peneliti pariwisata yang kebetulan juga musisi. Setiap hari, yang bagian setelah ini agak hiperbolik, saya merenungkan adakah hubungan musik dan pariwisata. Tentunya jika dikaji hubungannya secara ilmiah, bisa saja saya cari di artikel-artikel jurnal ilmiah yang bertebaran di internet. Namun saya ingin ngalor-ngidul sambil ke utara-selatan juga, menghayati sambil mengutip satu-dua artikel ilmiah dan populer, perkenankan saya membagi renungan saya.
Sebetulnya apa yang diwisatai terkait musik? Musisinya, tempat lahir musisinya, pembuat alat musiknya, label rekamannya, festivalnya, atau apanya?
Makam vokalis band The Doors, Jim Morrison, di Paris telah menjelma menjadi sebuah atraksi wisata. Makamnya dicari-cari banyak orang di dalam lorong-lorong Cimetière du Père-Lachaise, Paris. Apakah ini disebut wisata musik?
Megadeth, sebuah band metal kawakan, tampil di Jogjarockarta, sebuah festival musik bising di Yogyakarta. Ribuan orang dari seluruh penjuru indonesia dan negara-negara lain berbondong-bondong hadir pada satu tempat dan waktu yang sama untuk menyaksikan penampilan Megadeth. Apakah ini wisata musik juga?
Apakah seorang wisatawan dari Magelang yang datang ke Jogja untuk melihat penam;ilan gamelan adalah wisatawan musik? Ataukah karyawisata sebuah SMA ke sentra industri gitar di Solo adalah wisata musik juga?
Sebetulnya “musik” apa dan bagaimana yang sedang saya bahas. Saya juga tidak mempersempit itu. Namun penyempitan itu perlu untuk dapat lebih mudah memahami apa yang sedang kita renungkan dan teliti.
Hutabarat (2022) menemukan bahwa branding sebuah kota cukup terbantu dengan adanya festival musik di kota tersebut. Musik, dengan festivalnya, punya banyak potensi untuk mendatangkan banyak orang yang pada akhirnya menginap dan berkegiatan wisata di suatu kota/tempat. Kajian wisata musik, banyak didasarkan pada festival musik.
Disisi lain, Ord & Behr (2023) meneliti akomodasi/penginapan yang mengaitkan brand image bisnisnya dengan status City of Music-nya Kota Glasgow, Skotlandia. Musik dipandang sebagai experience atau pengalaman, lebih dari bunyi dan sunyi yang silih berganti hadir di telinga.
Mungkin sampai sini Anda belum menemukan inti dari tulisan ini. Memang, saya menuliskan tulisan ini sesuai dengan cara saya merenung yang penuh persebaran tak tentu dan melompat-lompat. Yang jelas, musik dan pariwisata sedikit banyak terhubung dalam kajian-kajiannya dan kenyataan-kenyataannya. Apa yang perlu selanjutnya dilakukan? Terus merenung, terus meneliti. Sebarkan walau hanya 1 artikel.
Oleh:
Nihan Lanisy
Dosen & Peneliti Pariwisata – Universitas Terbuka
*foto oleh Asyam Ashari (@topiputih)
—
Daftar Pustaka
Arti kata pariwisata—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. (n.d.). Retrieved June 25, 2024, from https://kbbi.web.id/pariwisata
Hutabarat, P. (2022). MUSIC TOURISM POTENTIALS IN INDONESIA:MUSIC FESTIVALS AND THEIR ROLES IN CITY BRANDING. Journal of Indonesian Tourism and Policy Studies, 7(1). https://doi.org/10.7454/jitps.v7i1.1085
Leiper, N. (1983). An etymology of “tourism”—ScienceDirect. (n.d.). Retrieved June 25, 2024, from https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/0160738383900336
Ord, M., & Behr, A. (2023). Curating the music city: The accommodation sector in Glasgow’s music tourism ecology. Tourist Studies, 23(3), 227–246. https://doi.org/10.1177/14687976231177963
Tourism | Definition, History, Types, Importance, & Industry | Britannica. (2024, June 13). https://www.britannica.com/topic/tourism