Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Narasi Kesenderian Mafia Pemantik Qolbu

Unit art rock asal Jakarta, Mafia Pemantik Qolbu (MPQ) merilis single keempatnya yang berjudul ‘”ISO” pada hari Jumat, 23 Agustus 2019. Beranggotakan Alit Djarot (vokal, gitar), Abram Dionisius (gitar), Rakaputra (bass), Daniel Hasudungan (gitar, keys), dan Rakha Agung (drum), MPQ menjadikan “ISO” sebagai single terakhir menuju album debutnya, “Di Dalam Rebahan” yang akan dirilis pada pertengahan Oktober mendatang. Menurut Rakha, “ISO” merupakan materi yang paling awal ditulis di antara seluruh materi yang terdapat di dalam album debut mereka.

“Lagu sama liriknya yang nulis Dungan (Daniel), awalnya buat karya junior recital-nya beliau pas kuliah di IMI (Institut Musik Indonesia). Gue pertama kali dikasih denger sama dia kira-kira dua tahun lalu lah, sebelum Dungan gabung sama MPQ. Waktu itu wujudnya masih draft yang semua instrumennya ditulis pake software Sibelius”, ujar Rakha. “Gue langsung minta izin sama dia buat nge-develop lagu ini dalam format band, dan akhirnya baru bisa kejadian akhir tahun kemarin, bareng MPQ”, tambahnya. “Menurut gue, lagu ini blueprint buat materi album yang kita tulis setelahnya”, pungkas Rakha.

Menurut Daniel, penyampaian lirik dan komposisi musik dari “ISO” merupakan sebuah satu kesatuan narasi atas fase “isolasi” yang dia alami. “Liriknya cerita tentang orang yang sengaja mengisolasi dirinya dari dunia luar. Eh, kebablasan karena dia nyaman sama situasi kaya gitu. Ujung-ujungnya dia ketakutan sendiri kalo pada akhirnya dia udah masuk terlalu jauh ke dalem fase itu dan gak bisa keluar, gak bisa kaya orang normal lagi”, jelas Daniel. “Jadi, orang ini ngerasa anxious di environment yang sebenernya nyaman buat dia pada saat itu”, tambahnya.

Sementara itu, MPQ kembali berkolaborasi dengan fotografer Fahreza Aditya untuk photoshoot dan artwork. “Konsep gampangnya sih berusaha ngegambarin orang yang babak belur, jadi gue eksplorasi buat ngehasilin wujud dari ‘babak belur’ gara-gara fase isolasi dalam lagu ini”, jelas Adit. “Artwork-nya babak belur, photoshoot-nya itu ngegambarin mafia-mafia yang nge-babak belur-in.”, tambahnya.

MPQ sendiri merasa bahwa “ISO” adalah materi yang tepat untuk dijadikan penutup dari serangkaian pra-rilis album debutnya. Menurut mereka, ISO menjadi pengantar yang tepat untuk menggambarkan album yang akan dirilis nanti.

Proses rekaman “ISO” dilakukan di Starlight Studio dan Monotrax Studio. Dalam prosesnya, MPQ dibantu oleh Dito Aria dari Monotrax Studio selaku co-producer yang juga bertanggungjawab dalam proses mixing dan mastering. “ISO” kini sudah dapat dinikmati melalui platform streaming musik digital seperti Spotify, iTunes, AppleMusic, Deezer dan Joox.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles