Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

‘Overthinking’ Tentang Masa Depan dari Niskala yang Berupa “Montage”

Virus unik yang mengglobal kini telah memasuki tahun kedua. Saking hebatnya, infeksi virus sampai mengacaukan kehidupan sosial, intimasi, dan merugikan finansial. Bukan hanya nyawa yang akhirnya direnggut, namun harapan manusia untuk hidup kini menjadi pertaruhan.

Selain karir sang virus yang terus melejit, ada hal lain yang lebih genting untuk diperhatikan dan
malah pertumbuhannya luput dari konsentrasi manusia itu sendiri, yaitu suatu rancangan mimpi-
mimpi. Apa kabar cita-cita yang usianya lebih tua itu? Kemana arah hidup setelah rencana menjadi
porak-poranda? Satu demi satu pertanyaan semestinya mampu menyadarkan manusia bahwa kita ini hanyalah makhluk kecil yang gemar sambat akan masalah hidup yang sejatinya sepele. Semula, untuk bertahan hidup dalam kondisi dunia yang aman dan lebih bugar dari sekarang saja rasanya begitu berat. Apalagi dengan berubahnya tatanan hidup seperti saat ini, tentu semakin menaikan level kesulitan dalam manusia mewujudkan mimpi-mimpinya.

Niskala membeberkan kelut-melut kehidupan akibat dari pandemi ini dalam durasi lagu
5:15 yang dinamai “Montage”. Lagu ini menceritakan tentang mimpi yang terlanjur ditangguhkan sejak lama. Mimpi yang terlanjur dirancang sebegitu indahnya namun tidak tahan guncangan. Gerak dari masing-masing orang di dalamnya dipaksa beku tanpa sempat mereka berkata “setuju”. Danis Wisnu membuka lagu dengan isian nada pelan yang terkesan merintih hingga detik ke-45. Tiba-tiba saja Daniel Bagas mengagetkan pendengar dengan distorsinya yang membuncah. Cukup mengejutkan karena sejauh ini Niskala adalah unit post-rock yang berfungsi untuk menemani saat-saat sunyi dengan alunan nada khasnya yang lemah lembut. Sepertinya mereka memang sedang meghadapi kebingungan yang akhirnya meledak setelah sekian lama ditahan sendiri. Dinamika lagu ini semakin dibuat menarik dengan sentuhan detil ala Danar Puspito,
pengisi gitar yang identik dengan nuansa eksperimental yang sangat misterius. Memasuki menit kedua, Inderajaya datang dengan emblem lagu “Vow” dalam album terdahulu, “Hourglass”.
Memang sudah menjadi watak Niskala yang lihai memainkan emosi pendengarnya, pertengahan
lagu ruangan tiba-tiba dibuat sepi. Sepi bukan berarti menyisakan kekosongan, entah kenapa pada sekian detik bagian lagu ini mampu menghadirkan ruang berpikir yang cukup.

Mungkin karena Damar Puspito yang tidak pernah membiarkan lagu-lagu Niskala menjadi ampang, “montage” kali ini membawakan nuansa megah yang mengingatkan pendengar tentang isian scoring dalam film- film besar. Menjelang lagu asimetris ini berakhir, kuartet Niskala seolah-olah berkompromi dengan masalah-masalah yang ada untuk tetap berani menghadapi kesulitan meski dengan banyaknya beban muatan dalam pikiran mereka.

Susunan lagu ini seperti sebuah montase yang berhasil menjereng unsur-unsur kehidupan
yang kelam-kabut. Tentang keadaan yang runyam, hilangnya semangat secara tiba-tiba yang
kemudian mengubah kita menjadi manusia skeptis akan masa depan setelah hari ini. Dimulai
dengan kesepian, kemudian menemukan cinta, lalu bersedih, saking banyaknya berduka malah
membenci, juga serangakaian kekecewaan yang semakin bersemi. “Montage” adalah cara lain
Niskala dalam mengisahkan nasib hidup manusia yang penuh ketidak pastian. Apakah harapan
melenceng jauh, semakin awut-awutan, atau justru benturan-benturan ini menyempurnakan
manusia dan membuatnya semakin kokoh. “Ada sesuatu yang menggigil dari dalam diri kami,
semua tatanan dirubah hingga membuat kami bingung. Namun pada akhirnya kami tetap harus
memeluk diri kami sendiri,” pengakuan Niskala. Perlakuan spesial dalam lagu ini adalah, mereka
meninggalkan instrumen digital seperti synth dan sejenisnya. Niskala mengeksplorasi musiknya
dengan instrument-instrumen dasar dari orkestra. Bunyi-bunyian seperti trompet, cello, biola,
hingga clarinet akan kalian dapatkan di setiap bagian lagu “Montage”.


“Montage” menjadi karya Niskala kedua yang dirilis semasa pandemi. Sebelumnya
Niskala mengajak pendengarnya untuk berkontemplasi melalui lagu berjudul “Stadium IV” yang muncul pada awal tahun 2020. Lagu ini direkam di tiga studio berbeda diantaranya; Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Neverland Studio, dan diselesaikan di 101 Music Studio. Niskala masih melibatkan kawan lama Bobby Marsatya dalam proses mixing mastering lagu “Montage”.

“Montage” dijadwalkan tayang pada hari Jumat, 22 Januari 2021 dan petualangannya dapat
dirasakan melalui berbagai digital streaming platforms. Bersiaplah mendengarkan Niskala dengan cita-rasa baru. Melalui single “Montage”, Niskala menceritakan kehidupan dunia yang semakin awut-awutan juga kondisi internal pada masing-masing diri mereka yang ternyata tidak baik-baik saja. Meski begitu, Niskala mengajak pendengarnya untuk berhenti mengutuk tahun dan mulaipertangguh diri agar mampu menemukan cara lain dalam mewujudkan cita-cita yang terlanjur disusun.

Awal tahun yang baik, Niskala! Cheers.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles