Isu seputaran mental health menjadi masalah yang cukup serius dan ramai diperbincangkan di lini massa sekaligus menjadi keresahan kita bersama, mungkin inilah yang menjadi alasan Rayi, Asta, dan Nino (RAN) merilis lagu “Si Lemah” berkolaborasi bersama Hindia yang dikenal dengan musisi yang kritis terhadap isu-isu sosial dan bisa menuangkan keresahan dalam sebuah karya yang bermakna.
“Si Lemah” bercerita tentang bagaimana musuh terbesar manusia adalah ketakuan terhadap kekurangan diri sendiri yang selalu kita tutupi hanya untuk bisa terlihat baik-baik saja dan bahagia namun jauh didalam jiwa kita terasa hampa dan kosong atas kefanaan melawan kenyataan.
Lirik lagu yang mendalam atas realitas kehidupan menjadi refleksi atas diri sendiri, ditulis langsung oleh Nino dan juga Hindia membuat setiap liriknya memiliki kata yang syarat akan makna dan pesan untuk bisa diterima secara nyaman, atau dalam trend kekinian bisa menjadi healing terhadap masalah kehidupan. Dalam potongan chorusnya berbunyi:
“Hai si lemah
Buatlah semesta menerima
Dirimu apa adanya
Relakanlah
Masih banyak senyum di dunia
Yang bisa terima semua indah kurangmu
Bila engkau berbeda Jangan kau benci dirimu”
Melalui lagu ini RAN bersama Hindia ingin mengingatkan tentang pentingnya berhenti sejenak, berdamai, menghargai & menerima diri sendiri. Belajar mengurangi berpura-pura, karena sesungguhnya hal tersebut sangat melelahkan. Pesan dalam lagu ini juga terasa begitu mendalam saat menyaksikan video musik yang ditampilkan dengan konsep teatrikal dengan latar cahaya hitam putih memberikan kesan penghayatan yang mendalam.
Lagu ini masih merupakan ragkaian OMNE TRIUM PERFECTUM; The Series, sebuah konsep project terbaru RAN yang berarti, “Everything that comes in threes is perfect”. Projekan ini juga tidak lepas sentuhan tangan dingin dari composer sekaligus pencipta lagu “Laleilmannino” yang telah bayak mengahasilakan karya luar biasa serta memberi warna pada belantika musik Indonesia.
Mendengarkan lagu ini bisa memberikan stimulus untuk berdialog dengan diri sendiri dan berkompromi atas hal-hal yang sudah terjadi, mengutip bagian bridge akhir “Si Lemah” untuk menutup tulisan dengan pesan Self-acceptance agar lebih bisa menerima diri sendiri sehingga membuat hidupmu akan lebih berarti.
“Tarik nafas yang dalam & dengarkan ini
Apapun yang kau idap atau menghantui
Bukan halanganmu untuk kalahkan hari
Kamu berarti
Kamu berarti”