Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

“Sudut Kamar”, Sebuah EP dari Ejawantah Kegelisahan dan Harapan Seorang Christabel Annora

Pandemi yang sedang menjadi musibah semua umat manusia turut mempengaruhi dunia kesenian,
terutama musik. Solois/pianis Christabel Annora pun juga tidak luput menjadi satu insan dari jutaan
lainnya yang dihadapkan pada bentuk kegelisahan, ketidakpastian, dan kecemasan baru yang belum pernah dialami sebelumnya. Sebuah album pendek (EP) bertajuk “Sudut Kamar” lahir sebagai manifestasi dari pikiran dan perasaan yang musisi tersebut alami semasa pandemi. Berisikan 4 lagu instrumental, “Sudut Kamar” membawa para pendengarnya ke dalam liukan keresahan, kesedihan, dan kepasrahan yang dituangkan lewat piano.

“Tirai Pembuka” menjadi suguhan awal dari album yang berperan layaknya adegan pembuka dalam
pertunjukan. Lagu ini digubah dari sebuah narasi yang dibuat oleh kawan Christabel Annora yang
menyadarkannya pada realita.

Petualangan berlanjut dengan lagu “Sudut Kamar” yang secara lembut
namun kuat menggelitik telinga pendengar lewat progresi dentingan piano yang tidak stagnan. “Sudut
Kamar” bisa diartikan secara harfiah sekaligus simbolik karena mewakili tempat di mana pianis ini selalu
merenung dan merefleksikan kehidupan, sekaligus menjadi simbol bahwa terkadang manusia harus
rehat dan mundur sejenak untuk meraih harapan.

Nomor ketiga dari EP ini yakni “Selamat Pagi” dipenuhi oleh optimisme dalam mengawali hari. Versi instrumental dari lagu “Perempuan-Perempuan” yang telah dirilis pada Hari Kartini bulan April lalu secara manis menutup keseluruhan perjalanan. Terpancing oleh beberapa kawan musisi yang telah mengunggah versi instrumen dari lagu tersebut, Christabel Annora tidak menunggu lebih lama untuk
turut menggubah dengan gaya bermusiknya yang khas.

Menjadi produktif di kala banyak aktivitas harus terhenti, dikatakan Christabel Annora sebagai terapinya
untuk menghadapi kenyataan. “Sebenernya kita semua merasakan kegelisahan dan kekhawatiran dalam
masa pandemi ini, tapi selalu, there’s always something to be grateful for everyday. Kalau difokuskan ke
kegelisahan terus, pasti akan stuck juga,” jelasnya tentang perilisan proyek mutakhir ini. Selain
merampungkan proyek tersebut dengan komunikasi virtual intens dengan para kolaborator, dara asal
Malang ini juga tidak berhenti mengajar, belajar hal baru, berdiskusi dengan keluarga dan teman, hingga
menyaring informasi yang hadir di lini masa.

Karena merupakan album instrumental, Christabel membebaskan para pendengar untuk memberi makna dan nyawa pada tiap lagunya tanpa harus merasa dibatasi kata-kata. Ia juga merilis partitur dari
lagu “Sudut Kamar” yang bisa diakses via Youtube. Akhir kata, musisi yang sudah sangat rindu pada panggung dan keakraban di belakang layar mengungkapkan bahwa EP “Sudut Kamar” dipersembahkan bagi kita semua yang sedang tidak menentu menghadapi pandemi ini. “Sudut Kamar” tersedia di ruang dengar digital seperti Spotify, Apple Music, dan masih banyak lagi mulai 19 Juni 2020 lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles