“I crave to hear the fiction when you call” – kurang lebih begitu kutipan lirik yang tersurat di dalam Telenovia, karya single pertama Reality Club dalam dua tahun belakangan ini. Setelah sukses dengan debut album “Never Get Better”,
ditambah dua nominasi AMI (Anugrah Musik Indonesia), rilis ulang album di Jepang, dan pada akhirnya diundang untuk tampil di Asian Music Junction, Tokyo – serta live on air di TBS Radio Japan – Reality Club kini kembali dengan materi baru yang lebih dewasa.
Telenovia merupakan gabungan dari kata Tele – yang diambil dari kata Telenovela, yang berarti serial drama televisi, dan Novia – yang berarti kekasih dalam bahasa Spanyol. Alunan violin yang berkejar-kejaran dan suara cello yang mengharu-haru menjadi pelengkap musik yang terus terngiang di kepala, ditemani lirik yang menyinggung topik yang lebih dewasa dibanding dengan karya-karya sebelumnya.
Single ini bercerita tentang kisah cinta yang dramatis, meliputi kasih sayang,
kebohongan, dan tipu daya yang menyelimutinya. Pendengar diajak untuk mengikuti cerita dari perspektif orang pertama dalam hubungan ini, dimana ia terpaksa hidup dalam sebuah kebohongan dibanding harus menghadapi kenyataan yang pahit di dalam hubungannya.
Materi musik yang semakin kaya, lirik yang semakin matang, dan topik yang sedikit gelap menandakan fase baru dalam era bermusik lima sekawan dari Jakarta ini. Proses kedewasaan tersirat dalam “Reality” dari Reality Club – bahwa kenyataannya, hidup tidak melulu berisikan hal yang indah, tapi juga terdiri dari berbagai macam pergolakan dan permasalahan yang tidak jarang kita lalui. Konflik tersebut akan selalu ada, namun pada akhirnya, itulah bagian dari kehidupan yang layak dijalani.