Setelah sekian lama ditunggu oleh pendengarnya, akhirnya Selasa (04/07) The Kick merilis album penuh dengan tajuk “Rangsang”. Judul album yang sekaligus menjadi nomor pertama ini menjadi bentuk retrospektif The Kick yang diarsipkan dalam bentuk lagu. Materi album yang sebagian ditulis dalam kondisi pandemi, menggambarkan kedewasaan yang tentu saja khas pemuda pinggiran kota dalam berpikir dan menyikapi hal disekitar mereka.
Album ini sendiri diproduksi oleh Sinar Suara Records (SSR). Salah satu perwakilan SSR tertarik untuk memproduksi album The Kick setelah melihat penampilan mereka di acara pameran “Nandur Srawung”. Imam Seno Aji yang juga menjadi panutan para personil, diamanahi sebagai produser dalam album ini. Dari Mas Imam -begitu sapaan akrab para personil- The Kick banyak belajar tentang proses produksi lagu yang lebih “proper”. “Agar tidak ada penyesalan di esok hari”, begitu ucap Jiwe (vokalis The Kick) menirukan Mas Imam saat mendampingi mereka produksi album.
Masing-masing nomor dari album ini memiliki cerita menarik dibalik proses pembuatannya. Misal “Pentas Oposisi” yang terinspirasi dari penangkapan walikota Yogyakarta karena kasus korupsi. Bagi The Kick, hal ini menarik untuk dijadikan arsip dalam bentuk lagu.
Selain itu, adanya keresahan seolah berita korupsi di media lebih “seksi” ketika terjadi di Jakarta. “Padahal sama-sama jahatnya, kenapa yg seksi Cuma di Jakarta”, tambah Jiwe. Meskipun dengan cara berpikir dalam penulisan materi lagu ini cenderung lebih dewasa, unsur angst dari EP “Suburban Terror” masih kental terasa. Ini dapat menandakan bahwa sikap dewasa dari album ini tidak dibuat-buat dan muncul dari orang-orang yang sama (The Kick) seperti pada EP “Suburban Terror”.
Untuk merayakan sekaligus menggaungkan “Rangsang” dari ingatan pinggiran kota ini, The Kick akan menjalankan tour berkolaborasi dengan Fakelab di bulan Juli. Beberapa kota yang sudah dibocorkan adalah Jakarta, Semarang, & Magelang.
Album ini sudah dapat didengarkan melalui platform digital musik favoritmu.