Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Themilo – Let Me Begin. Setelah Dirilis Versi CD, Kaset, Vinyl, Sekarang Digital.

Delapan belas tahun silam, sebuah album berjudul Let Me Begin diluncurkan oleh sebuah band bernama Themilo. Delapan belas tahun yang sebenarnya jika masuk tahun 2021, bisa lah disebut sembilan belas tahun silam band ini menghadirkan album rasa shoegaze dreampop yang sejatinya adalah album dengan lagu-lagu yang bisa disebut tak terpakai atau tak pas dengan band Ajie Gergaji (vokalis, gitaris) sebelumnya, Cherry Bombshell.

Ajie mengungkapkan selama medio 1996 hingga 2002, dirinya banyak membuat materi yang tak terpakai di Cherry Bombshell, namun ia memiliki Themilo sebagai ruang bermusik yang berbeda. Ketika dirilis pada tahun 2002, Let Me Begin hadir dengan 11 lagu format kaset, dan dirilis ulang repackaged pada 2003. Ketika itu Themilo sempat mengalami penambahan personil dengan Krucil (drum) menggantikan Coro, dan Unyil mengisi keyboard.

Themilo bisa dibilang kerja keras untuk produksi album Let Me Begin. Ajie bersama personil lainnya merekam semua lagu tersebut selama sepuluh bulan di studio Violet, Bandung. Bagi Ajie, album ini penuh dengan cerita yang sebenarnya bikin miris di hati, tetap hasilnya justru meyakinkan. “Jika kamu pikir Themilo merekam album ini dengan lancar jaya dan bahagia, hentikan itu segera,” ucap Ajie.

Themilo memasuki studio dengan percaya diri, penuh semangat, berbekal lagu-lagu yang akan ada di Let Me Begin. Studio Violet kebetulan studio rekaman milik teman mereka, dan ekspetasi mereka, proses produksi akan dikawal oleh sound engineer di studio yang mumpuni. “Ngobrol sana-sini ternyata operatornya pun masih belajar dengan software Pro Tools. Alhasil, kami semua belajar bersama Pro Tools di dalam studio hahahha,” gelak Ajie mengingat kenangan tersebut.

Setiap hari mereka menyambangi studio tersebut yang berlokasi dengan kampus UPI di Bandung. Rekaman pun harus dengan jam yang melelahkan. Mereka harus menunggu sang operator kelar kerja untuk merekam. “Setiap hari. Selepas magrib sampai sebelum subuh baru pulang. Kalau dipikir-pikir entah kok kami bisa rekaman tanpa jatuh sakit hahahha,” tambahnya lagi.

Terkadang malah sang operator keburu ngantuk dan tidur, dan Ajie dan lainnya harus mengurusi diri mereka sendiri selama rekaman. “Jadi saya kerap harus ngegantiin posisi operator studio, harus ngatur channel kompresor/limiter, pencet sana pencet sini,” kenang Ajie.

Hasilnya malah tampak lo-fi dan justru keren. Dan itu terlihat dari karakter dari side A dan B di format kaset yang seperti dua mata koin berbeda. Side A cenderung fuzzy dan distorsi seperti Boo Radleys (early albums), Ride, atau Revolver, dan side B cenderung dream pop dan ethereal seperti Slowdive dan Cocteau Twins. Ajie menjelaskan bahwa lagu-lagu di side A justru adalah lagu-lagu terawal dari Themilo, sementara side B adalah lagu-lagu yang terakhir dibuatnya menjelang rilis. “lagu Malaikat sebetulnya termasuk lagu terawal, awalnya mau saya siapkan untuk Cherry Bombshell, ketika itu,” kata Ajie.

Beberapa lagu legendaris dari album ini mulai dari Lazy, dimana Sir Dandy dan Alvin Yunanta (Teenage Death Star) sumbang suara di lagu tersebut. Malaikat dan Romantic Purple menjadi dua single andalan Let Me Begin ketika itu, dan memiliki videoklip yang wara-wiri di berbagai televisi nasional dan MTV Indonesia. Themilo juga berkolaborasi dengan Alexandra J. Wuisan (Sieve) di lagu Yin’s Evolving dan Sianida, dimana Alexandra menulis lirik dan mengisi vokal.

Let Me Begin bagi Anoa Records termasuk album shoegaze esensial di skena lokal. Album mini Cherry Bombshell yang dirilis 1994 sebenarnya bisa disebut sebagai rilisan shoegaze terawal, dimana Ajie Gergaji juga pendiri dari band tersebut. Album Let Me Begin oleh Themilo seperti mosaik berbagai selera referensi musik menarik yang disukai para personil Themilo dari shoegaze, dilakukan dengan cara mereka, dan menjadi rilisan yang dicari banyak orang hingga sekarang.

Sembilan belas tahun silam adalah waktu yang lama, dimana Themilo bersua dengan berbagai generasi pendengar yang terus berganti dan regenerasi. Anoa Records merilis digital album pertama Themilo, Let Me Begin, tak lain demi menghadirkan album bagus ini lebih luas lagi. Karena musik yang bagus harus dirilis, dan dinikmati siapapun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles