Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Ulasan EP The Kick – Renaisan

Kelahiran dan Kematian

yang Selalu Beriringan

Renaissance atau dalam Bahasa Indonesia renaisan adalah titik balik di mana dunia (tepatnya dunia Eropa) meraih masa kejayaannya. Dengan kata lain, mendapatkan pencerahan setelah meratapi kehidupan terbelakang. Dalam masa renaisan ini lah, hipster-hipster berpengaruh dunia Barat mulai lahir dan menciptakan tatanan kehidupan sekarang ini. Sejatinya, kini renaisan dapat diartikan dengan banyak permaknaan. Tidak harus dimaknai dengan dunia Barat dengan tetek bengeknya. Bahkan pencerahan atas dirimu yang menjadi lebih baik pun dapat kamu maknai sebagai renaisan atas dirimu. Pun hal tersebut juga dialami oleh unit punk rock asal Kota Gede, Yogyakarta yaitu The Kick.

            EP bertajuk “Renaisan” yang dirilis 26 Juli 2024 ini hadir bak titik balik pencerahan atas hidup yang aduhai hancurnya. Dalam EP tersebut The Kick menghadirkan lirik-lirik yang optimis dan memandang positif kehidupan. Pun tak luput akan kematian yang mereka coba ingatkan pada khalayak. Setelah sebelumnya merilis karya yang sarat akan makna hura-hura hingga problema anak muda dalam album “Suburban Terror”, The Kick menghadirkan sesuatu yang baru pada EP “Renaisan”. Walau secara aransemen musik ‘Kendala Takdir’ dan ‘Terlahir Hari Ini’ masih satu nafas dengan lagu-lagu yang ada pada album “Suburban Terror” dan “Rangsang”.

            EP dibuka dengan riff gitar yang terdengar cukup “heavy” berbeda dengan karakteristik The Kick sebelumnya. Sempat menduga The Kick mencoba bermanuver ke arah doom atau stoner tatkala pertama mendengar bunyi gitar tersebut. Colok gitar. Nyalakan Fuzz. Setel paling tinggi. Begitulah gambaran beratnya sound gitar dalam ‘Kendala Takdir’. Namun, dugaan itu buyar setelah masuk ke bagian verse pertama. Overdrive tipis dengan petikan khas The Kick mulai menyalak ke telinga.

Tak Disangka Hari Itu Tiba// Kau Dipanggil Semesta//

Umur Hanya Hitungan angka// Bertemu di Kehidupan Lainnya//

             Entah gerangan apa yang membuat mereka memuat lirik yang menyayat, mengingat kematian dan mengingatkan kepada pendengarnya. Bahwa manusia tidak akan hidup selamanya. Dan yahh sampai jumpa di alam sana nantinya.

Terbang Melayang kan Membawamu Pulang//

Pergilah Kau Bersama Damai di Nirwana//

            Saya begitu suka dengan cara The Kick menggambarkan kematian. Jiwa-jiwa yang sudah usai dengan tubuhnya, akan terbang pulang. Menemui kekasihnya. Dan Damai. Memilih menggunakan diksi nirwana ketimbang surga adalah nilai plus. Dengan riff gitar yang simpel dengan 3 sampai 4 chord saja, lagu ini sudah cukup untuk membuat lautan crowd surfing membara ketika dipertunjukan.  

            Lantas, trek kedua bertajuk ‘Terlahir Hari Ini’ sekaligus penutup EP “Renaisan”. Tembang ini yang kusebut sebagai titik balik pencerahan The Kick. Tanpa basa-basi, kita langsung digeber dengan genjrengan gitar dan drum. Berbeda dengan single sebelumnya, sound berat pada departemen gitar tak terdengar lagi. Malahan ‘Terlahir Hari Ini’ lebih terasa seperti Garage Rock Revival era 2000-an. Lebih fun dengan sound gitar yang bright tidak memekakkan telinga.

Aku Lahir Hari Ini// Berharap Lebih Indah Lagi// Mendongeng Hingga Mati// Dan Pasti Kembali//

            Dalam lagu ini, The Kick begitu piawai menciptakan notasi nada reff yang singalong. Bahkan hanya perlu mendengarkan dua kali saja, saya sudah bisa ikut bernyanyi. Dengan diksi yang tidak ndakik-ndakik tapi tetap bermakna jero menjadi poin penting. Isian saxophone menambah manis lagu ini, lagu yang akan ada dalam banyak playlist pendengar The Kick.

Overall EP “Renaisan” terdengar menyenangkan. Dengan lirik-lirik yang dalam. Tentang kematian yang pasti menimpa kita semua. Tentang jiwa yang menjadi lebih bersih. Saya suka dengan optimisme dan sudut pandang positif yang ditunjukan The Kick ketika memaknai perubahan hidup. Memaknai kelahiran kembali setelah hidup yang serba gelap. Memberikan ajaran yang baik. Hingga akhirnya. Kita kembali pada kekasih yang nyata.

Penilaian secara subjektif, ‘Terlahir Hari Ini’ lebih mudah hinggap di kepalaku. Lagu tersebut terasa lebih jujur, apa adanya, dan natural. Memainkan, merekam, dan bernyanyi sesuai dengan hati. Tidak ada perasaan dibuat-buat atau ndakik-ndakik. Literally Punk. Jika harus dibandingkan dengan rival abadinya The Jeblogs, yang memiliki album “Bersandarlah” yang begitu fenomenal, EP ini dirasa belum cukup menyaingi dari segi departemen lirik, sound, dan arransemen. Namun formula ‘Terlahir Hari Ini’, sepertinya bisa memperluas pendengar baru The Kick. Sebenarnya memang tidak apple to apple membandingkan EP dengan full album. Tapi ya sudahlah. Setidaknya The Kick lebih aktif dalam urusan rilis-merilis sejauh 2024 ini ketimbang The Jeblogs.

            Oh iya, EP “Renaisan” ini tidak akan membuat kita mengernyitkan dahi dan bertanya “speaker hpku rusak ya?” Cheers. Bravo The Kick.

EP Rate            : 7.5/10

Penulis             : Aliawan Ghozali Isnaen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles