Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

‘Berapi-Api’ Menjadi Pembuka Menuju Album Ketiga Taring

“Dalam hati saya bersorak, saya hanya berpikir bahwa ini harus dikerjakan. Kembali bergerilya, kembali menapaki kemungkinan-kemungkinan tentang siapa saja yang bisa digandeng untuk bekerja sama dan juga mengumpulkan sumber daya untuk mewujudkannya,” ucap Hardy Rosady atau yang akrab dipanggil Nyanknyank ketika bandnya, Taring, memutuskan untuk produksi karya musik baru lagi.

Hasilnya adalah “Berapi-Api”, single terbaru Taring yang direkam di Chronic Rock Studio dan Funhouse Studio bersama sound engineer langganan mereka, Zoteng, yang juga merupakan gitaris dari Forgotten. “Yups, ini adalah kali kelima Taring bekerja sama dengan Zoteng, setelah album Nazar Palagan dan Kontra Kebisuan, serta single “Kekal Menjalang” dan “Slaptika”, tutur Nyanknyank. “Tidak ada kendala yang krusial dalam proses kreatif selama di studio, karena memang sudah terbentuk chemistry di antara kami dan Zoteng.”

Konon materi ini sudah mereka garap sejak lama. Bahkan single Taring itu juga turut diproduseri oleh mendiang Ebenz, gitaris Burgerkill jelang masa berpulangnya. “Berapi-Api” merupakan single pembuka dari bakal album ketiga Taring yang rencananya bertajuk Megatruh dan akan dirilis oleh Revolt Records. Sepeninggal Ebenz, posisi produser diteruskan oleh Agung Hellforg, gitaris Burgerkill.

“Iya, Ebenz ikut memproduseri materi album baru Taring. Dia berperan sangat banyak. Seperti membantu memaksimalkan Gebeg untuk menyempurnakan deru dan dentuman drumnya. Kami lalu dibantu sama Agung untuk ekplorasi maksimal dalam riff dan struktur lagu yang utuh,” jelas Nyanknyank yang mengaku banyak mendengarkan Soundgarden, Terror, Slipknot, dan Mastodon selama masa produksi musik Taring.

“Pas rekaman saya pake drum Ludwig dan Zildjian Cymbals yang biasa saya pake kalau manggung. Rekaman drum di lagu ini beda sama album-album Taring sebelumnya. Karena di studio Chronic Rock itu software-nya pake Studio One, beda sama studio rekaman lain yang memakai Preamp. Jadi butuh lebih konstan maen drumnya, sampai kaki sakit dan tangan banyak luka, haha. Apalagi direkam dari drum langsung ke mic king dan masuk ke mixer,” jelas Gebeg. “Memang lelah dan capek, tapi hasilnya maksimal. Ini kali pertama saya sama Ebenz nyobain rekaman kaya gini. Biar suara kayu drum sama cymbal-nya kedengeran aslinya. Jadi tau kalau itu drum dan cymbal mahal, haha. Pokoknya dengerin lagu dan album kami nanti mah perlu fokus dan jangan pundungan. Jadi inget, saya sama Ebenz sering debat masalah beat drum di  materi musik Taring, hahaha.”

“Kami jadi sangat happy dan lebih menikmati cara maennya. Terus groove-nya lebih enak pokoknya. Ini mah lebih mahal musiknya, haha,” kesan Gebeg yang selama proses rekaman banyak muter Metallica, Sick Of It All, Burgerkill, serta Depeche Mode.

“Kalau liriknya menceritakan tentang bagaimana kita harus menghargai sebuah proses. Kenapa begitu? Karena satu-satunya kebenaran itu sebenarnya terdapat dalam proses kita belajar membebaskan diri dari nafsu yang tak waras,” tutur Nyanknyank tentang tema yang dia angkat dalam lirik “Berapi-Api”.

Ada kalimat “mister nobody” dalam liriknya, yang menurut Nyanknyank itu cerminan dari kita semua yang selalu menghargai proses. “Sebab dengan menghargai proses barulah kita juga mampu menghargai hasil yang telah diperoleh,” tambahnya.

Perihal kutipan nama Body Count, Ice-T, dan Chris Gardner dalam liriknya, Nyanknyak juga beralasan, “Body Count adalah salah satu band favorit saya, pun dengan Ice-T, maka dari itu formatnya saya aplikasikan ke dalam lirik ‘Berapi-Api’. Trus, setiap orang juga punya kesempatan untuk berubah. Hal itulah pelajaran berharga yang bisa setiap kita petik dari perjalanan hidup seorang Christopher Paul ‘Chris’ Gardner, dari seorang gelandangan yang lalu jadi miliarder.”

Taring adalah band hardcore yang terbentuk di Bandung sejak tanggal 13 Desember 2013. Mereka memiliki aneka latar belakang dan telah mengantongi jam terbang cukup lama bersama band-band sebelumnya. Taring meramu musik hardcore secara unik, dengan eksplorasi yang mengolah segala unsur dari rock dan metal. Taring digawangi oleh Hardy “Nyanknyank” (vokal) dan Gebeg (drum). Dalam aksi panggungnya mereka berdua dibantu oleh Ridwan Kiwil (Ametis) pada gitar dan Denis pada bass.

“Berapi-Api” memuat eksplorasi hardcore/punk dengan aneka groove yang tak tertebak dan sensibilitas metal yang kuat. Berbalut lirik dan kalimat yang penuh kepalan, komposisi musik seperti ini akan selalu menjadi karakter Taring. Seperti api, yang panas dan membara.

Single “Berapi-Api” resmi dirilis melalui berbagai platform digital streaming mulai tanggal 24 Februari 2023. Menyusul kemudian dirilis format video klipnya di kanal YouTube. Sementara artwork untuk single “Berapi-Api” dikerjakan oleh Ahmad Faizal.

“Tidak muluk-muluk sih, berharap setiap pesan yang terkandung pada single ini dapat tersampaikan kepada setiap pendengarnya,” kata Nyanknyak tentang harapan mereka terhadap lagu “Berapi-Api”. Gebeg pun menambahkan, “Harapannya semoga bermanfaat dan terhibur dan menginspirasi aja lah!”

Lantas, selepas peluncuran single ini, apakah Taring juga cukup berapi-api untuk menjalani segala proses di depan?

“Sangat berapi-api dong. Karena kami masih stay true dan tegak berdiri bermain musik sampai hari ini. Walau memang banyak rintangan dan nggak banyak hal yang mudah dalam bermusik,” ucap Gebeg.

Nyanknyank pun ikut menambahkan, “Musik Itu berbicara dalam emosi, ekspresi kemanusiaan yang meledak-ledak dalam nada dan distorsi. ‘Berapi-api’ akan mengkomunikasikan dimensi waktu serta menjadikan hari ini layak untuk terus diingat.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles