Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Gustav Rilis Maxi Single ‘Memoir 2668’, Jadi Ledakan Baru Dari Kota Jogja

Jumat (10/05), Gustav resmi debut dengan Maxi-single berjudul “Memoir 2668”. Grup musik yang memilih genre post-punk/alternatif sebagai medium propaganda ini, merilis nomor berjudul “Martin” dan “Armour-piercing Bullet” dalam maxi-single mereka.

“Memoir 2668” sendiri diambil dari dunia fiktif yang nantinya akan dirajut melalui karya-karya Gustav. 2668 adalah latar tahun di mana narasi ini diceritakan. Bercerita tentang sekumpulan pemuda yang bertahan hidup di antara reruntuhan kota pasca perang dunia ke-empat. “Memoir 2668” membuka dengan prolog catatan biografi perjalanan Gustav di dunia tersebut. “Nantinya, ini semua akan dikemas melalui karya tulis fiktif. Bisa komik, bisa zine, bisa selebaran, belum ditentukan.”, tambah Gilang mengenai konsep tersebut.

Nomor “Martin” terinspirasi dari mentor petinju legendaris Muhammad Ali. Lirik-lirik yang ditulis Gilang dalam nomor ini menceritakan potongan kisah dan sepak terjang Muhammad Ali. “ini menceritakan kisahnya Ali berterima kasih ke Martin yang punya andil besar dalam hidupnya. Menginspirasi banyak orang”, ungkap Gilang terkait alasannya menulis “Martin”.

Sementara itu “Armour-piercing Bullet” bercerita terkait bagaimana belakangan ini kesulitan hidup dimulai dari realitas yang dibengkok-bengkokan oleh omongan orang lain. “Itu cuma bakal menghasilkan orang-orang tanpa kedewasaan berpikir. Tidak berpikir kritis.”, ungkap Gilang.

Nama Gustav terinspirasi dari meriam rel berkaliber 80 cm buatan Jerman. Schwerer Gustav, Meriam Terbesar Sejagat Raya. Pada awal Perang Dunia II, Jerman menghadapi tantangan berat untuk menjebol pertahanan Perancis. Sang lawan membangun benteng beton di Jalur Maginot, salah satu yang terkuat dan terpanjang pada masa perang. hal tersebut, menjadi inspirasi Gustav untuk membuat sebuah proyek musik dengan tujuan merepresentasi fenomena relevan hari ini dengan menembus batas-batas aransemen, komposisi, kolaborasi, propaganda, dan treatment dalam menyajikan karya.

Anggota Gustav bukanlah nama baru di lingkaran musik Yogyakarta-Jawa Tengah. Dylan aktif sebagai manajer sekaligus synth session player dari The Bunbury, Ryan aktif dalam band asal Klaten dengan nama The Jeblog, Bagus aktif memprakarsai Whats The Records dan membantu perilisan band-band lokal, Abend memiliki projek singer/songwriter dengan moniker F.M. Abends, dan terakhir Gilang yang aktif berkontribusi dalam sisi visual untuk aksi-aksi musik lokal. Dylan menceritakan bahwa awalnya Ryan dan Gilang sudah memiliki obrolan terlebih dahulu untuk membentuk band.”Ngobrol lah sama aku yang referensi musiknya berpotongan, lalu disusul Abend dan Bagus gabung.” ungkap Dylan terkait terbentuknya Gustav.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles