Kota & Ingatan adalah sebuah band menarik. Sesungguhnya terdiri dari manusia dengan nama: Aditya Prasanda (pelafal teks), Addi Setyawan (bass), Indradi Yogatama (gitar), Maliq Adam (gitar), dan Alfin Satriani (drum). Namun dalam kelahirannya Kota & Ingatan mafhum bahwa mereka adalah bagian dari dunia yang terkadang menganggap manusia sekadar sebuah deretan angka dan statistik.
Kuintet yang lahir di Jogja yang kian menjelma urban ini sadar benar bahwa mereka “masih bagian dari nomor-nomor yang tak penting dalam indeks yang telah sesak-tersimpan di deret kantor catatan sipil yang nomor-nomornya tak pernah diciptakan untuk menyusun kode urutan. Nomor-nomor yang tak pernah membangun tatanan, demikian keluarga kecil ini: nomor yang tak penting pada tatanan macam apa pun.
Maka bagi Kota & Ingatan proses bermain musik adalah semacam upaya mendokumentasikan. Kota & Ingatan merekam apa yang terjadi di jalan-jalan; di tengah keramaian; di hiruk pikuk kota yang sesak dengan gedung tinggi dan rencana-rencana yang beterbangan. Kejadian-kejadian yang begitu pesta untuk ditulis; begitu banyak; begitu riuh. Hasil amatan tersebut kemudian dicatat dalam musik. Bermusik adalah mencatat, mencatat guna mengingat.
Musik rekaan mereka bukan sekadar jalinan nada dan irama, musik mereka adalah catatan, semacam jurnal dari apa yang terjadi di dunia sekitar.
Dalam rangka mengenalkan diri kepada khalayak luas, sekaligus melaporkan hasil amatan mereka akan kondisi dunia, pada tanggal 10 Juni 2016 Kota & Ingatan merilis catatan pertama mereka bertajuk “Alur”. catatan berdurasi 3 menit 15 detik ini sudah dapat diunduh, didengarkan (sekaligus dibaca) secara bebas di layanan musik daring Soundcloud di tautan berikut: https://soundcloud.com/kotadaningatan/alur
Catatan “Alur” ini sebenarnya sudah siap dirilis pada tanggal 1 mei silam, namun karena berbagai pertimbangan akhirnya perilisan terpaksa diundur.
“Alur” adalah sebuah catatan tentang kekerasan serta konflik horizontal yang belakangan marak terjadi di masyarakat.
“Apa yang kami sebut sebagai kekerasan yang ditampilkan, hari ini masih saja terus berulang; hal yang pernah begitu rapi diterapkan oleh rezim Orde Baru. Kini tumbuh melalui ormas-ormas yang mengakuisisi ruang publik dengan dalih agama dan kepentingan warga. Kekerasan menjadi perangkat untuk membuat masyarakat takut dan patuh, pula alat untuk membenturkan masyarakat. “Alur” yang menuju pada kekuasaan atas teritori: alam dan manusia.” Ungkap Aditya Prasanda sang vokalis, yang lebih nyaman disebut pelafal teks.
“Alur” adalah catatan awal, mukadimah, menuju catatan-catatan lain yang akan segera dibagikan oleh Kota & Ingatan.
Band: Kota & Ingatan
Track: “Alur”
Durasi: 3 menit 15 detik
Tanggal rilis: 10 Juni 2016
Tautan Unduh/streaming: https://soundcloud.com/kotadaningatan/alur
“Alur”
Perekam, Penata Suara dan Penyelaras Akhir: Putranto Aditomo
Rekaman dilakukan di Studio Koilima, Mangkuyudan, Yogyakarta.
Tata Suara dan Penyelarasan di T-Studio Bantul, Yogyakarta.
Kota dan Ingatan
Aditya Prasanda (pelafal teks)
Addi Setyawan (bass)
Indradi Yogatama (gitar)
Maliq Adam (gitar)
Alfin Satriani (drum)
Instagram: @kotadaningatan
Blog: http://kotadaningatan.wordpress.com
Soundcloud: http://soundcloud.com/kotadaningatan
Surel: kotadaningatan@gmail.com