Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Nya

*Tulisan ini adalah bagian dari Curhat Musikal oleh Jono Terbakar yang terbit seminggu sekali setiap Jumat, insyaallahFoto oleh Asyam Ashari @topiputih

“aku mencintaimu” dan “aku mencintaiMu”

Pada Bahasa Indonesia, lirik yang mengalamatkan ke makhluk dan tuhan bisa dibedakan dengan huruf kapital, seperti pada contoh diatas. Saya kurang tau di bahasa lain seperti apa, coba kamu yang cari tau ya hehe.

Bagi saya pribadi, Letto merupakan contoh yang menarik. Masuk industri dengan lagu cinta yang asik nan puitis dan juga video klip yang mantap juga. Lirik-liriknya kalau disimak memang sangat relate dengan percintaan dua manusia, terlebih didukung dengan visualiasi video klip yang mengarah ke percintaan dua insan juga.

Namun, jika didengarkan tanpa menonton video klipnya, saya jadi sangsi. Sepertinya lagu-lagu itu untuk Kekasih (dengan huruf kapital). Cinta yang vertikal, bukan horizontal. Cinta pada yang tak dicintaipun tetap selalu mencintai. Yang paling cinta dari segala cinta.

Musik memang seringnya tak bisa lepas dari visualisasi ya. Cukup menggunakan gamis, sorban ataupun baju koko, kita dianggap menyanyikan lagu-lagu religi Islam. Padahal bisa jadi, lagunya ndak kearah sana juga. Stereotip adalah sebuah keniscayaan yang menjadi bumbu dan bias dalam dunia ini. Kita tuh ndengerin musik atau nonton musik sih sebetulnya?

Atau jangan-jangan saya yang salah, semua lagu bisa saja dimaknai percintaan manusia maupun cinta dengan sang maha-nya. Lalu bagaimana dengan lirik lagu Akon “I wanna make love right now now now”?

Pondok Cabe, 5 Agustus 2024
Jono Terbakar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles