Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

FSTVLST Gelar Pentas Persembahan Untuk Perempuan

Kami, FSTVLST (baca festivalist) menyebut para pendengar-pemirsa-pemerhatinya dengan nama Festivalist Kesamaan ini adalah salah satu upaya kami untuk menyuarakan ‘’kesetaraan’ yang diusung sejak awal berdiri tahun 2011. Simbol ‘=’ (sama dengan) juga dipakai sebagai perwajahan merek band.

Sejak 2017 kami mendapati fenomena pertambahan Festivalist perempuan yang hadir di pentas-pentas kami. Sementara dominasi penonton laki-laki tetap terjadi, perempuan- perempuan ini hadir memberi pengalaman pertunjukan dan sosial baru bagi FSTVLST dan Festivalist. Lalu muncullah terma ‘Dara Setara’, untuk menghormati kehadiran mereka.

FSTVLST secara serampangan menasbih dirinya bergenre musik Hampir Rock Nyaris Seni, dan sejak awal berada di ekosistem industri pertunjukan musik rock yang harus diakui cenderung maskulin, baik pelaku, penikmat maupun narasi yang menghimpunnya. Maskulinitas (yang kadang berlebihan) ini kemudian menjadi tantangan pada kredo ‘kesetaraan’ tersebut. Bagaimana FSTVLST dan Festivalist bisa bekerja bersama untuk tidak hanya memaknai ‘setara’ hanya sebagai slogan dan wacana, namun sampai ke laku dan hati.

Meskipun tantangannya sangat besar, namun kesetaraan gender tetap harus diperjuangkan, sekecil dan seremeh apapun, dengan niat baik dan laku baik. Salah satu hal yang menguatkan, para leluhur kita sudah pernah memikirkan, memperjuangkan dan mempraktekkan hal ini sampai ke tahap baik dan indah. Justru masyarakat modern dengan dogma-dogma barunya yang rasa-rasanya malah membuatnya menjadi silang sengkarut dan asing lagi. Hormat dan salut kami tentu saja teruntuk kawan-kawan yang concern dan konsisten menyuarakan dan melakukan kerja-kerja atas isu ini.

Hari ini, perempuan yang hadir di pertunjukan musik di ruang publik dihadapkan dengan banyak tantangan. Sebut saja beberapa cerita pelecehan seksual dan kejadian perempuan menjadi sasaran aksi kriminalitas di beberapa konser musik. Atau misalnya pada situasi tertentu, oleh pandangan mata oknum tertentu pula, dalam ekosistem yang kadung terpengaruh oleh maskulinitas yang berlebihan, perempuan masih sering mendapatkan picingan mata jika menghadiri pertunjukan musik rock.

Satu tim FSTVLST yang juga mayoritas laki-laki semua punya ibu. Beberapa di antara kami sudah beristri dan punya anak perempuan. Beberapa yang lain punya partner perempuan. Salah satu manajer kami perempuan. Bahkan belakangan kami bertambah satu anggota keluarga, drummer perempuan. Lewat Dara Setara, sebenarnya kami tidak ingin muluk-muluk berkampanye tentang perjuangan kesetaraan gender. Kami hanya ingin belajar menghormati perempuan, sekaligus menantang diri kami sendiri atas ‘kesetaraan’ yang sudah kami mantapkan menjadi mantra band ini.

Pentas kecil khusus untuk penonton perempuan dengan tajuk Dara Setara Festivalist ini kami gagas atas dasar kegelisahan kami sebelumnya. Mendesak kah? Meskipun ini akan terdengar heroik, tapi iya mendesak, sejak sepertinya belum banyak yang mengusahakan perimbangan pada maskulinitas berlebih yang terjadi di ekosistem ini.

Melalui pentas kecil ini, yang utama, FSTVLST dan Festivalist semoga bisa belajar tentang bagaimana menghormati perempuan, aware dengan isu-isu yang terkait dengan hal ini. Kami ingin bekerja bersama untuk membuat pentas FSTVLST adalah pentas yang aman, nyaman dan membahagiakan untuk para pendengar, pemirsa, pemerhati kami, laki-laki maupun perempuan.

Kami mengundang anda untuk hadir, mengalami dan belajar bersama-sama. Terima kasih telah mengambil keputusan untuk mendukung FSTVLST.

Hormat kami, Denis Lugwina, Mufida Tissa, Rubi Melodia, Farida Jelita (FSTVLST)

Dara Setara FSTVLST

Pentas Kecil Akrab Khusus Penonton Perempuan

Jumat, 13 Januari 2023

Liberates Creative Colony, Jl. Pamungkas No A. 18, Jalan Kaliurang KM 14, Yogyakarta Ticketing: 0896 7974 767

Penampil:

1. MUTI. Mahasiswi seni rupa, akan melakukan live painting performance, merespon salah satu lagu FSTVLST berjudul ‘Akulah Ibumu’.

2. SANGGAR TARI KINANTI SEKARI, bersama group/kelas Ibu-Ibu menari. 6 Ibu-Ibu (Santi Zaidan, Diendha Febrian, Lijah Anggraheni, Inggit Kilihening, Dia Ambar dan Kinanti Sekar) akan mementaskan satu komposisi tari.

3. DVY. Grup musik duo perempuan asal Makassar di Yogyakarta, beranggotakan Jasmine dan Leca (Leca juga adalah drummer/percussionist FLKTVLST.

4. SOEGI BORNEAN. Grup musik folk-pop asal Semarang, beranggotakan Fanny, Ilyas dan Bagas.

5. FSTVLST

6. FLKTVLST (Folkstivalist), unit acoustic performance FSTVLST

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles