Press Print Party (PPP), yang digagas oleh Yayasan Pustaka Seni Indonesia (YPSI), akan kembali hadir untuk edisi keduanya pada 7–9 November 2025 di Brickhall Fatmawati, Jakarta. Acara ini akan dibuka setiap hari pukul 11.00 hingga 21.00 WIB.
Dengan mengusung tema “Intersection”, PPP 2025 menyoroti posisi dunia penerbitan sebagai titik pertemuan antara berbagai disiplin, estetika, dan narasi. Di ruang perlintasan ini, praktik cetak dan terbit tidak sekadar menjadi proses produksi, melainkan berkembang menjadi wadah dinamis bagi negosiasi ide dan kolaborasi kreatif.
Penerbitan dihadirkan sebagai medium yang terhubung erat dengan seni rupa, desain, dan bentuk ekspresi kreatif lainnya—sebuah arena di mana gagasan dipertukarkan, diuji, dan diredefinisi. Perspektif dari berbagai latar belakang tidak hanya berdampingan, tetapi juga saling menantang dan memperluas batas pemahaman satu sama lain. Di sinilah kepentingan artistik, politis, intelektual, dan komersial bersinggungan—kadang selaras, kadang bertabrakan—namun selalu melahirkan kemungkinan baru.
Tahun ini, PPP 2025 akan menghadirkan 75 peserta dari berbagai daerah di Indonesia serta 25 peserta internasional, terdiri dari penerbit independen, kolektif, penulis, dan seniman. Selain pameran buku seni, pengunjung juga dapat mengikuti rangkaian program pendukung seperti diskusi, lokakarya, dan presentasi buku yang menghidupkan semangat tema Intersection.
Salah satu agenda unggulan adalah peluncuran buku “Make It Happen”, program dari YPSI yang memberikan dukungan bagi penulis muda dalam proses penerbitan naskah melalui pendampingan dan kolaborasi. PPP juga berkolaborasi dengan Melbourne Art Book Fair dalam penerbitan bersama yang berisi percakapan lintas institusi tentang praktik dan perkembangan pameran buku seni di kedua negara.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap inklusivitas dan pendidikan, PPP kembali menghadirkan Student Grant, yang memberikan dukungan bagi proyek penerbitan yang digerakkan oleh mahasiswa, serta Community Highlight, program yang menyoroti kolektif yang menggunakan medium cetak sebagai sarana ekspresi.
Tiket harian dapat dibeli langsung di lokasi selama acara berlangsung
