Pemandu dansa kita kali ini ialah salah satu wajah yang sudah tidak asing dalam scene musik Surakarta, Barmy Blokes. Dengan dipunggawai oleh Wiki Setyawan (vocal/guitar), Chafidz Hidayat (guitar), Ilham Zaki (bass), dan Rafi Herliyanto (drum), Barmy Blokes diberikan nafas Rock n Roll, Garage Rock yang agresif namun tak abusive, Riang namun tak sampai lupa diri, dan sedikit hembusan Post-Punk untuk memberi ruang sisi kesinisan serta renungan mereka.
Tercatat Barmy Blokes mulai aktif pada tahun 2015. Dan setelah kurang lebih 8 tahun menerjang scene musik, kini Barmy Blokes telah melontarkan EP baru yang bertajuk “Prasangka 01”. Dengan berisikan 4 track lagu yang diantaranya; Gigs Eksplosif, Kosong/Jangan Mati, Rockstar Kota Satelit, Tua Bangsat, Barmy Blokes menyuguhkan Rock eksplosif yang siap untuk mengiringi seorang bocah tantrum. Ledakan-ledakan emosi labil yang mereka coba rangkum, sangat menggambarkan hal-hal yang sering kita jumpa dan dengarkan dalam lingkup tongkrongan, kolektif, studio, ataupun circle-circle musik lainnya. Serapahan yang mereka tujukan kepada beliau yang lebih tua, terangkum pada track Tua Bangsat. Cerita keluhan tentang betapa menyebalkannya beliau yang lebih tua atau yang lebih sering kita sebut dengan
abang-abangan. Seringkali kita mendengarkan dongeng-dongeng dari beliau yang seakan menunjukkan beliaulah yang paling berpengaruh, paling trendi, paling tahu-menahu segalanya, yang pada realitanya hanyalah omong kosong belaka. Dan kita sadari bahwa beliau eranya telah berakhir berganti yang mutakhir. Mari kita serukan tua bangsat, tua bangsat, tua bangsat seraya memanifestasi kelak kita juga bergiliran menjadi tua bangsat.
Tergerak dari melihat seorang jakselis garis keras, yang dengan katroknya polah tingkahnya sempat meresahkan warganet Surakarta. Sebuah topik tongkrongan yang tak luput mereka rekam dan rangkum pada track Rockstar Kota Satelit. Dengan sarkasnya mereka menertawai gogon (gosip underground) ini dengan mempertemukan kata-kata sintetis gimmick sosmed seorang jakselis dengan lirik yang seakan-akan menyerukan “ hey bung! ayolah jadi organik sahaja!”.
Perayaan, kesenangan, pelepasan, pertemanan, keringat, alkohol, canda tawa, gambaran sebuah gigs-gigs kecil. Kehadirannya, sebuah gigs-gigs kecil yang selalu mencoba untuk menjaga aktivasi scene musik dari sebuah kota agar tidak mati. Tanpa kepamrihan, gigs-gigs kecil tetap muncul dan digelar oleh kawan-kawan. Perhitungan untung-rugi hanyalah kata yang hanya lewat sepintas dan tidak menjadikannya kawan-kawan ini kapok. Dengan track Gigs Eksplosif, Barmy Blokes merangkum sebuah bentuk penghormatan kepada seluruh elemen yang bersangkutan pada sebuah pagelaran gigs. Termuliakanlah kalian yang telah menyakini bahwa ini (musik), menyakini bahwa ini (pelaku musik), menyakini bahwa ini (penikmat musik), menyakini bahwa ini (para vendor), menyakini bahwa ini (scene musik) harus tetap diestafetkan sampai digaris finish.
Seberapa kuat kalian menghadapi realita? Jika kalian dijatuhi beberapa bongkahan batu, sampai bongkahan keberapa kalian mampu bertahan? Jika ditengah-tengah waktu saat menerima hantaman bongkahan batu kalian diberi pilihan untuk bisa menghindar atau telentang pasrah menerima hantaman, pilihan mana yang kalian ambil?. Pada track Kosong/Jangan Mati, Barmy Blokes mencoba memberikan dorongan ataupun stimulus untuk tetap bangkit dalam segala keterpurukan yang telah terjadi. Layaknya seorang yang berpegangan dengan slogan YOLO, Barmy Blokes mencoba untuk menghimbau agar selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya tanpa menghentikan paksa pada sebelum waktunya tiba.
Ratapan hanyalah ilusi belaka yang kita ciptakan, semua itu dapat kita kesampingkan dengan menapak maju pada pilihan-pilihan yang memang sudah ada, namun tertutupi oleh kabut tebal sehingga panca indera kita samar untuk mengetahui hal tersebut. Sebuah tembang yang menyuguhkan 2 komponen kehidupan yaitu harapan dan keikhlasan.