Jumat (26/07) The Kick merilis maxi-single dengan tajuk “Renaisan”. Tajuk tersebut dipilih karena dua nomor di dalamnya membicarakan kematian dan kelahiran secara bersamaan. Renaisan sendiri terinspirasi dari abad ke-14 hingga ke-17 di Eropa, ‘kelahiran kembali’ akal pikiran manusia dalam budaya, filosofi, dan politik, setelah ‘mati’ pada abad sebelumnya.
Nomor “Kendala Takdir”, berbicara tentang pengalaman para personil The Kick menerima kabar kematian kerabat terdekat, khususnya bunuh diri. “Kendala Takdir” mencoba membahas kesedihan dan tragedi tanpa muluk-muluk membicarakan topik mental illness, mental health, dan terminologi psikologi lainnya. Ini bukan karena mereka kolot dan ignorant terhadap hal tersebut, melainkan Kotagede di mana mereka dibesarkan, tak terjamah pengetahuan tersebut jarang sekali menjamah gang-gang sempit dan jalanan lembab lingkungan pasar. Singkatnya, “Kendala Takdir” mengupas duka dengan pisau pinggiran kota.
Bersamaan dengan narasi kematian dari “Kendala Takdir”, The Kick juga mewartakan narasi kelahiran pada “Terlahir hari ini”. Nomor ini membicarakan tentang kelahiran seperti sebagaimana kelahiran disambut pada umumnya, sederhana, penuh semangat, dan meriah. “Terlahir Hari Ini” muncul bagai kelahiran insan manusia, suasana sederhana di ruang bersalin, namun entah bagaimana mengobati tragedi dan kesedihan kedua orang tua yang menunggu kelahirannya. Ia juga dapat diibaratkan kelahiran sebuah ide dan gagasan, sederhana dalam bentu angan, namun menumbuhkan cita dan harapan. Kesederhanaan tersebut tergambar dari lirik-lirik yang lantang dan ringkas, ditambah dengan aransemen yang anthemic, dan balutan brass section yang menambah kemeriahannya.
Secara aransemen, arah musik pada maxi-single ini terasa seperti fusion antara dua album sebelumnya, Suburban Terror dan Rangsang. Kekayaan komposisi pada “Rangsang” dan rawness dari “Suburban Terror” cukup terasa menyatu pada rilisan The Kick kali ini. “Dari suburban terror kami ngambil unsur berisik dan spontanitasnya, dari Rangsang kami ambil rame-nya”, jelas sang vokalis (Jiwe) terkait arahan musik pada “Renaisan”. Ini menjadi masuk akal mengingat “Renaisan” membutuhkan tone ‘kasar’ untuk dibicarakan dengan lantang, sekaligus kedalaman topik untuk diresapi dengan khidmat.
Renaisan sendiri diproduksi sang gitaris (Ammar) dan di-mixing & mastering oleh Watchtower Records. ”Jadi ini pertama kali kami rekaman di Watchtower (records), banyak pengalaman baru, banyak ngobrolnya.”, tambah Ammar menjelaskan pengalamannya memproduksi lagu The Kick.
Terbentuk pada awal 2016 dengan gagasan awal mengisi waktu luang di akhir bulan. Berdomisili di satu kecamatan yang sama, yaitu Kotagede, The Kick mengangkat isu dan keresahan sebagai pemuda tanggung yang hidup di pinggiran kota Yogyakarta.
The Kick yang terdiri dari Jiwe (vokal), Ammar (Lead Guitar), Arul (Rhythm Guitar), Adit (Bass), dan Rizky (Drum), mengawali debutnya dengan single “Tak Jelas” pada 2017 dan disusul dengan EP/Mini Album bertajuk “Suburban Terror” pada 2021. Seperti judul EP tersebut, materi-materi The Kick pada saat itu menggambarkan “terror pinggiran kota”. Distorsi yang kental, tema-tema yang angst, dan tentu saja narasi track intro “Suburban Terror” yang secara gamblang menggambarkan kehidupan Kotagede. Kehidupan yang tidak dirasakan oleh turis-turis pemburu foto estetik Kotagede.