Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

To Fused and Fuzzed Rilis EP Perdana

Tidak ada kata istirahat bagi pengusung metallic hardcore/heavy rock asal Banda Aceh, To Fused and Fuzzed dalam meluapkan energi berkiprah dan menumpahkan karya demi karya di kancah lokal. Pasalnya, selepas merilis tiga buah single dalam kurun waktu lima bulan terakhir, mereka resmi merilis EP perdana bertajuk ‘Too Hard To Be Soft, Too Soft To Be Hard’, tepat di tanggal 2 Desember 2022. Mini album yang memuat lima lagu ini akan dirilis dalam dua format, yakni digital dan kaset. Format digital akan tersemat di seluruh Digital Streaming Platforms, sedangkan cassette tapes akan digelontorkan oleh label rekaman asal Solo, Outta Sight Records sebanyak 50 buah.


‘Too Hard To Be Soft, Too Soft To Be Hard’ bagi To Fused and Fuzzed merupakan jembatan pengenalan mereka sebagai jati diri masing-masing personel yang digabungkan oleh banyak hal terutama dalam ranah musikal yang mempengaruhinya, kadang frekuensinya itu sungguh terdengar keras, kadang juga pelan. Grup yang digawangi oleh Muhammad Fuad alias Bearhead (vokal), Purnama Ramadhan (gitar), Dopan Rehayatsyah alias Dope (gitar) dan Noval Apriliansyah alias Cepot (bass) ini berusaha menangkap berbagai lanskap corak musik terutama hentakan di cakup hardcore punk, heavy metal bahkan southern rock untuk menjadi fondasi kokoh EP perdananya ini. Bahkan, demi menjaga ritme musikal agar tetap ada dijalurnya mereka menggandeng David Simanjuntak, pemain gitar unit hardcore legendaris asal Medan, Fingerprint sebagai produser.


Selain sebagai pengenalan ke berbagai khalayak, nilai yang terkandung dalam ‘Too Hard To Be Soft, Too Soft To Be Hard’ yakni tentang kehidupan sosial yang tentunya dihiasi banyak dinamika. Seperti perjuangan yang tak kunjung padam, kesalahpahaman horizontal, mispersepsi yang selalu dijadikan senjata pemecah belah hingga carut marut sosial yang tidak ada habis-habisnya. Seluruh nilai tersebut diracik oleh To Fused and Fuzzed menjadi kokang ancaman bagi yang mendengarkannya. Keresahan, kemarahan hingga tuntutan keadilan yang tak kunjung adil terlampiaskan dengan maksimal di EP ini.


Secara musikalitas, walau masih dalam level mini album, To Fused and Fuzzed berani mengekplorasi referensi sana-sini. Menggamit keganasan newschool hardcore, menancap gas crossover/thrash a la Bay Area sampai tak lupa dengan liukan rock and roll, guna mempertegas sekaligus menggerinda telinga. Bagi kalian yang tak asing dengan gertakan dari nama-nama semisal Blacklisted, Every Time I Die, Madball, Malevolence hingga Power Trip, Municipal Waste bahkan Dead Kennedys, ‘Too Hard To Be Soft, Too Soft To Be Hard’, pantas ada di daftar putar kalian.
Proses penggarapan EP ini terbilang cukup cepat, To Fused and Fuzzed merekam materi-materinya melahap waktu empat bulan saja. Dimulai dari Juni 2022 hingga September 2022, meski versi mentahnya sudah ada sejak April silam. Mereka melakukan proses rekaman di studio bernama Fractal, sekaligus mempercayai Roji Zumara, sound engineer Fractal sendiri sebagai orang yang bertanggung jawab dalam hal mixing maupun mastering. Selain itu, urusan estetika sampul album diserahkan kepada Aripmatika sebagai cover art director.


Demi memperkenalkan EP ‘Too Hard To Be Soft, Too Soft To Be Hard’, To Fused and Fuzzed lantas mengumumkan tur di tanah Sumatera. Tajuk tur tersebut diberi ngaran ‘Sumatour 2022’ yang dimana enam titik bakal mereka lawati di bulan Desember, dimulai tanggal 18 Desember sampai 28 Desember. Enam kota tersebut yaitu Jambi, Solok, Padang, Bukittinggi, Bangkinang dan Pekanbanru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles