Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Bertajuk ‘The Saints Penance’ Evarts Rilis Debut Mini Album

Foto Evarts

Evarts adalah band melodic hardcore asal Purworejo Jawa Tengah yang berdiri pada Oktober 2020. Evarts beranggotakan Aditya Putra Pratama (vocal), Fauzi Dimas Sofyan (gitar), Candra Edi (gitar), Adhitya Priyadhani (bass), dan Fiqi Afarizqi (drum). 

Sebelum merilis mini album perdananya, Evarts telah merilis 2 single dan melakoni beberapa serangkaian tur promosi single. Di awal 2022, Evarts melakoni tur 3 kota (Semarang, Malang,dan Solo) bertajuk “To Live And Drive In”. Kemudian diakhir 2022, Evarts berkolaborasi dengan Band Ibukota yaitu Hollykiller dan Tore Up, melakukan tour 3 kota (Semarang, Wonosobo, dan Purworejo) bertajuk “ Post Disastour”.

Setelah sukses merilis single “Set In Vain” pada 24 Juli 2021, Evarts memutuskan untuk mulai menggarap mini album. Proses Brainstorming dari beberapa personil membuahkan karya demi karya. Perbedaan selera musik tidak menutup kreatifitas untuk Evarts tetap berkarya. Evarts mampu mengelola itu semua membuahkan suatu karya yang khas. 

Hingga pada tanggal 15 Juni 2023, sejarah baru Evarts terukir dengan rilisnya mini album perdananya bertajuk ”The Saints Penance”. Mini album ini dirilis perdana melalui independent record label asal Surakarta yaitu Outtasight Records. Satu capai yang tak terkira, mengingat bagaimana ini mulanya. Mini album The Saints Penance berisikan 5 track lagu yang memanifestasikan keresahan setiap personil Evarts. 

Berbicara mengenai pesan yang ingin disampaikan, The Saints Penance menceritakan sebuah keputusasaan menjalani sebuah fase kehidupan. 

Sumpah serapah terucap ketika semua yang kita rencanakan tidak sesuai harapan. Semua hanya tentang rasa putus asa, rasa sakit, dan penderitaan menjadi sebuah penyiksaaan dari lubuk hati. Seperempat dari seratus bukanlah fase yang mudah untuk dijalankan. Harapan muncul esok kelak untuk para bedebah yang merasa paling benar. Semua akan terbayar di hari dimana semua akan berakhir. 

Dalam mini album ini, Evarts menjawab situasi keresahan kehidupan anak muda yang penuh pertentangan dan penghakiman. Eksistensi manusia pada fase quarter life crysis menjadikan kita hidup tidak selayaknya manusia. Darah , air mata dan keringat semua terkucur untuk bertarung di dunia yang semakin keras ini. Sebuah harapan pasti, bahwa semua orang akan dinantikan pertanggungjawabannya pada hari penghakiman di akhir eksistensi manusia. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles