Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Gitaris Band Pijar, Turbokidz, Memulai Solo Karirnya Lewat Album Perdana Bertajuk Oranye

Label rekaman demajors merilis Oranye, album perdana dari penyanyi/pencipta lagu asal kota Medan, Turbokidz. Hadir di berbagai platform streaming digital mulai 18 November 2022, juga dalam waktu dekat dalam format compact disc.


Turbokidz adalah moniker dari Ican Pane, gitaris band Pijar, yang sempat malang melintang dari kota Medan hingga Jakarta di sekitar tahun 2016-an. Bersama Pijar, Ican Pane telah merilis sebuah album penuh berjudul Exposure dan empat mini album dengan titel Selatan, Pijar, Antologi Rasa, dan Perpetual.


Di ibu kota, Ican memulai karir solonya sebagai Turbokidz sejak Oktober 2020. Album mini perdana berjudul Http 404 pun dilepas dengan sambutan hangat, utamanya untuk singel “Petrikor”.


Tetap dengan musik bersuasana intim khas lo fi bedroom indie pop, dua singel berjudul “Romantika” dan “Waktu Yang Hilang” dirilis di awal tahun 2022 ini sebagai pembuka untuk album penuh Oranye.


Album Oranye dari Turbokidz merangkum perjalanan seorang Ican Pane selama masa pandemi, mulai dari fase sendu hingga akhirnya menjadi acuh. Tidak ketinggalan kisah pasang surut percintaan, intrik kehidupan sosial, sampai soal pertemanan. Semua ditumpahkan dalam isolasi di kamar kontrakannya, bahkan hingga proses produksi rekaman. Menghasilkan bunyi yang mencerminkan keresahan personal tapi terasa akrab buat banyak orang.


Proses kreatif Oranye dilakukan sejak Agustus 2021 secara mandiri oleh Ican Pane. Mulai dari penulisan syair, komposisi musik, hingga produksi rekamannya, bahkan tahapan mixing, dilakukan di kamar tidur. Hanya proses mastering yang dilakukan di luar, oleh rekan sejawatnya, Johannes Abi.


Oranye juga menampilkan beberapa kolaborasi dengan artis lain, seperti Sekaranggi, Eff Hakim yang berasal dari Malaysia, dan Fadhilah Hasyyati, biduanita grup Coltrains. Ican merasa suara mereka cocok dengan lagu-lagu yang dinyanyikan; “Waktu Yang Hilang”, “Romantika”, dan “Dalam Diam”.


“Album ini terinspirasi oleh aksi-aksi musik seperti Indigo La End, Chrisye, Dewa 19, Daft Punk, dan Two Door Cinema Club, yang mengisi hari-hari isolasi saya. Hasilnya didominasi lagu-lagu dengan tempo yang relatif pelan menuju medium, dengan balutan synthesizer dan dikendarai oleh riff-riff gitar, terasa kasar dan lembut secara bersamaan,” ujar Ican menjelaskan bunyi albumnya.


Fokus single pada perilisan Oranye adalah trek berjudul “Ang$a”, yang video musiknya juga akan dirilis berbarengan dengan album.


“’Ang$a’ berkisah tentang seseorang yang bermulut besar, yang selalu menganggap dirinya benar, dan hanya memikirkan uang, Tetapi kisah yang cenderung negatif itu malah memiliki video yang dikemas dengan keceriaan dan tone warna yang cerah, terasa segar,” jelas Ican sambil tersenyum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles