Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Rubah Di Selatan Siap Berkolaborasi Dengan Ciao Lucifer Di Tembi Rumah Budaya


Konsep bermusik Ciao Lucifer sangat sederhana: persahabatan antara dua pemuda. Berawal dari kisah dua teman sekolah yang melihat musik sebagai sebuah kesempatan untuk berpergian. Lagu-lagu mereka telah diseleksi dengan baik oleh teman sejawat perempuan yang senang menari. Jika lagunya tidak disukai oleh teman-teman mereka, musiknya tidak dipakai. Yang tetap adalah persahabatan dalam bentuk musik. Lo-fi powerpop , ibarat Unknown Mortal Orchestra yang menyanyikan lagu cover dari Beatles di pernikahan The Kills.
Setelah bertahun-tahun bereksperimen dengan metode produksi yang cukup rumit, Ciao Lucifer kembali ke bisnis awal mereka, gitar, drum dan vokal. Set intrument sederhana ini menampilkan pertunjukan mereka yang liar, dan energi yang murni. Apa yang dilihat, itulah yang didapat, tanpa disadari, lagu pop sederhana ini membuat anda menari.
Terlepas dari Ciao Lucifer, kedua anggota memiliki rekam jejak yang luas.
Marnix Dorrestein (gitar, vokal) memiliki gelar sarjana dan master dari Departemen Musik Pop dari Conservatory of Amsterdam. Pencapaiannya meliputi rekor emas untuk memproduksi dan menulis bersama album ‘Kersvers’ dari Herman van Veen dan penghargaan Edison untuk adaptasi modern musik abad ke-17 untuk album ‘Hush’ dengan mezzo-soprano Nora Fischer.
Selain membuat musik, Willem Wits (drum, vokal) menyutradarai dan menulis untuk film dan teater. Pada 2012, ia lulus dari jurusan seni multidisiplin di Royal Arts Academy / Royal Conservatory di The Hague dan Leiden University. Film debutnya, Dertig Meter, memenangkan kategori Film Pendek Belanda Terbaik di Festival Film Internasional Amsterdam. Film keduanya, Moment, ditayangkan di museum Van Gogh. Setelah lulus, ia telah mengerjakan banyak video, produksi teater dan proyek musik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles