Long Live the Crowdsurfer!

Search
Close this search box.

Texpack Kembali Dengan Single Edelweiss

Dua tahun lamanya Texpack membuat para penggemar menunggu setelah terakhir kali dikira tancap gas dengan tiga single sekaligus dalam tajuk The Early Serenade. Kini di penghujung 2023, kuartet Abo (vokal, gitar), Dom (vokal, bas), Iqbal (drum), dan Pian (gitar) kembali dengan materi anyar berupa single bertajuk “Edelweiss”.

Rilis melalui laman Bandcamp Texpack sejak Minggu (10/12), ada alasan tersendiri mengapa Texpack memakan waktu hingga dua tahun lamanya untuk mengeluarkan materi anyar. Diamini oleh Dom dan Abo, bahwa proses pembelajaran dan tidak ‘ngoyo’ menjadi dua kalimat yang bisa merangkumnya.

“Dua tahun terakhir bisa dibilang adalah proses pembelajaran Texpack untuk menemukan formula produksi lagu yang sesuai dengan keinginan kami masing-masing, juga lebih bertanggung jawab dengan live performance. Jadi memang cukup makan waktu,” sambut Dom.

Mengenai “Edelweiss”, single mulai digarap sejak pertengahan tahun 2023. Secara gamblang, “Edelweiss” bercerita mengenai rasa lapar, bertahan hidup, serta menyadur makna dari bunga edelweiss yang tidak layu dalam waktu lama.

“Pas nulis lirik, kami ngebayangin scene Sanji dan Zeff (One Piece) waktu terdampar di pulau yang akhirnya Zeff sampai makan kakinya sendiri. Gue pribadi waktu itu juga lagi sulit waktu sampai makan saja gak punya duit [tertawa],” jelas Abo.

Satu yang patut diperhatikan lebih lanjut adalah bagaimana Texpack makin percaya diri untuk menulis materi dengan bahasa Indonesia. Memang, di album Spin Your Wheels mereka sudah melakukannya, namun “Edelweiss” menjadi bukti bahwa Texpack siap untuk membuka celah-celah lain yang belum pernah mereka kunjungi.

Simak penggalan lirik “pisau karat tebas lapar kepalang / lemak yang jenuh tersisa telan saja” yang secara jelas langsung menggambarkan kondisi perihnya bertahan hidup dengan kondisi serba terbatas, disampaikan Texpack dengan caranya sendiri.

“Kenapa judulnya ‘Edelweiss’ karena pas kita cari vokal dan bikin demo, kata yang pertama dinyanyiin itu edelweiss di verse, tapi akhirnya diubah lagi. Pas nyari judul kita bingung, akhirnya kita pakai kata yang tadinya kita hapus untuk jadi judul,” tambah sang gitaris.

Satu nama yang berperan penting dalam prosesnya adalah Afiandi D. Lacborra. Sosok yang kerap ditemui di FOH membantu nama-nama besar turut menengahi ego keempat personel Texpack saat proses workshop yang juga dilakukan di kediamannya. Praktis, Lacbor turut menjadi produser di “Edelweiss”.

Sementara nama-nama lain yang terlibat adalah Haryo ‘Oyob’ Widi (Tarrkam, The Upstairs) dan Deni ‘Denol’ Noviandi (Adopta, Hymn, Neal) di proses perekaman, Juan Akbar di foto profil, serta Miska (Swellow), Benarivo (Morgensoll, Klab Diskorda), dan Beje (Pelteras, Vague) sebagai teman diskusi perihal teknis.

Selain rilis melalui laman Bandcamp, “Edelweiss” turut dihadirkan dalam format video musik yang sudah bisa disaksikan melalui kanal YouTube Texpack. Disutradarai oleh Robby Wahyudi Onggo, video menampilkan para personel bermain ping-pong serta beberapa adegan mengelilingi Jakarta.

Satu fakta menarik, bahwa adegan ping-pong menginspirasi Robby bersama Paguyuban Crowd Surf untuk menggarap kompetisi antar band dalam payung Ping-Pong Crowdsurf beberapa waktu lalu. Simak video musik “Edelweiss” di bawah ini.

Dua tahun, banyak hal yang terjadi dalam tubuh Texpack. Di beberapa panggung terakhirnya, kini mereka tampil dengan format berlima dibantu oleh Nadhif Ardana (Southpulse) pada tambahan instrumen, mulai dari gitar akustik hingga kibor.

Sebuah rencana besar pun tengah Texpack persiapkan, yakni album penuh kedua yang dijadwalkan rilis pada 2024, melanjutkan kiprah setelah kemunculan debut Spin Your Wheels (2019). “Single ini adalah gambaran untuk pendengar, bahwa sound Texpack yang baru akan seperti ini,” tutup Dom.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles