Heroic Karaoke, dengan sober merilis lagu berjudul ‘Yang Tak Hilang Ditelan Malam’. Lagu sepanjang lima menit dua detik ini kami luncurkan 10 Januari 2024 ke banyak platform digital. Lagu yang dibuat jauh sebelum pandemi ini juga mengakhiri puasa karya yang sudah berlangsung selama 20 bulan.
Kali terakhir kami merilis karya April 2022. ‘Doa’ yang rilis 20 bulan lalu mulanya kami maknai sebagai pelanting untuk karya-karya yang rilis dalam waktu berdekatan. Apa daya, realita membuat kami menjauh dari rencana itu. Namun, kami: Yohanes ‘Boim’ Sapta Nugraha (gitar, vokal), Bable Sagala (drum), Gigih Prayogo (gitar), Tabitha Danu (vokal), Paulus Neo (kibor), dan Donny Aldint (bass) tak ingin terlalu lama tergolek tanpa daya, sedikit karya.
Terlebih lagi, sepanjang 2023 kemarin sebagian besar kawan-kawan musisi Jogja, yang berangkat dari kolektif, komunitas, skena, dan kata ganti lainnya, gila-gilaan merilis karya sehingga secara tidak langsung memacu kami untuk turut meramaikan pertumbuhan yang menyenangkan itu.
Di sisi lain, single baru ini diluncurkan tidak dengan alasan yang hebat-hebat seperti mengakhiri hiatus atau sebagainya. Kami, hanya ingin kembali berkarya dan siapa tahu dari sini bisa mencret secair-cairnya. Judul ‘Yang Tak Hilang Ditelan Malam’ juga tidak ada hubungannya dengan momen perilisan. Bukan soal resureksi band dan lain-lain. Kami hanya mau kembali berkarya dan kebetulan lagu ini sudah ada dalam katalog yang harus dirilis.
‘Yang Tak Hilang Ditelan Malam’ ditulis Boim kemudian disempurnakan lima personel lain di luar dan dalam studio. Ketika dimainkan secara langsung di sekian panggung medio 2018-2022, sejumlah jurnalis bilang ‘Yang Tak Hilang Ditelan Malam’ membawa karakter Heroic Karaoke secara utuh, sama seperti ‘Bayang’ dan ‘Doa’ rilis lebih dahulu.
Desta Wasesa, jurnalis musik dalam ulasan singkatnya di Warung Mojok beberapa tahun lalu bilang lagu-lagu Heroic merupakan perpaduan menyenangkan antara Acid-Rock, Latino, Soul, Blues, dan improvisasi Jazz. Soal lirik ‘Yang Tak Hilang Ditelan Malam’, Boim membuka banyak kemungkinan dengan menggunakan lalu memosisikan varian pronomina persona -nya.
Misalnya dalam larik Berseru nyaring di jalanan memperdengarkan suara/Siapa yang punya perhatian tak dikecewakannya lalu Bila kau rindu padanya/Buku buka buku/Pada mulut penguasa.. Varian -nya bisa saja berfungsi sebagai klitik orang ketiga tunggal posesor atau kepemilikan. Bisa merujuk ke kepemilikan pemikiran, dari Marx sampai Foucault atau gelombang pemikiran yang lahir di dunia ketiga.
Bisa juga berfungsi sebagai klitik orang ketiga tunggal objek. Ketika bertaut dengan ‘pada mulut penguasa’, membawa ke banyak zaman, dari sosok-sosok tangan besi bersarung sutera macam Suharto atau mereka yang diposisikan menjadi penjahat dalam buku-buku sejarah. Bisa apa saja, tidak ada batasan dan tidak ada niat untuk memagari imajinasi pendengar ketika menyesap lirik. Sebabnya sederhana, Heroic Karaoke bukan pengepul hegemoni.
Lagu direkam di Watchtower Records. Bable Sagala menata lalu menyelaraskan suara. Art work dipercayakan pada Yoga Mahardika, desainer grafis asal Wonosari.