Mengenal luar dalam, kotor dan baiknya Nadin Amizah adalah pesan yang ia sampaikan berulang di pembuka dan penghujung showcase “Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya”. Sebuah showcase yang diadakan Sabtu sore, 4 November 2023 berlokasi di Bengkel Space, Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan dan dihadiri 2000 penonton.
Showcase yang diinisiasi oleh Nadin Amizah dan Sorai, juga selaku label rekamannya, diselenggarakan tepat 3 minggu dari lahirnya album kedua Nadin Amizah yang bertajuk sama dengan showcasenya, “Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya”.
“Aku memilih untuk membuat showcase bukan konser dalam waktu yang berdekatan dengan rilisnya album adalah karena aku merasa perlu mempresentasikan lagu-lagu yang ada di album baruku ini secara live kepada pendengar musikku. Supaya mereka tau kedepannya seperti apa bedanya kalau dibawakan di panggung pertunjukan dan bagaimana kalau didengarkan melalui digital streaming platforms.” ungkap Nadin Amizah.
Layaknya seorang musisi dan pencipta lagu yang sahih, bagi Nadin Amizah, album penuh adalah sebuah bentuk jejak rekam perjalanan tumbuh kembang dirinya dalam proses berkarya. Sambutan hangat dari banyak pendengarnya, tervalidasi dengan memposisikan album penuh ini ke dalam daftar peringkat album terbaik di ragam layanan musik streaming. Pencapaian ini terefleksikan dengan singkatnya penjualan tiket yang cepat terjual habis dalam waktu hanya 2 jam saja.
Dalam rangka perayaan lahirnya album ini, beragam rangkaian acara telah disusun oleh Nadin Amizah. Dimulai dengan lebih dulu merilis 3 single, sebagai proses perkenalan 3 babak cerita yang Nadin sampaikan dalam album keseluruhan, hingga mengadakan sesi dengar terbatas bersama pendengar setianya, beberapa saat sebelum hari rilis.
Baik saat sesi dengar terbatas maupun saat showcase “Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya”, Nadin Amizah mengajak para pengunjung yang hadir ke dalam isi hatinya yang gelap dan dalam, sebuah rangkaian cerita yang ia akui adalah dirinya yang sebenarnya, bukanlah sosok ‘Ibu Peri’ yang banyak diagung-agungkan oleh pendengar setianya.
Hal tersebut diperjelas Nadin Amizah yang membuka pertunjukan dengan sebuah narasi dan visual yang bernuansa kelam dengan lagu “Jangan Ditelan” sebagai lagu pembuka pertunjukan yang juga adalah lagu pertama dalam album “Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya”. Penonton disuguhi sebuah pertunjukan dengan total 11 lagu, yang menampilkan selayaknya album yang diputarkan secara berurutan, dengan narasi singkat yang menjadi perantara cerita di hampir setiap transisi antar lagunya.
Suasana panggung yang kelam menjadi meriah saat tiba di lagu ketiga, “Rayuan Perempuan Gila”, sebuah lagu yang mengambil banyak perhatian pendengar Nadin sejak dirilis sebagai pembuka rangkaian album ini. Dalam lagu ini, Nadin Amizah mengajak Marion Jola untuk bernyanyi bersama.
“Lagu “Rayuan Perempuan Gila” itu sudah lumayan lama rilisnya dan sudah lumayan sering aku bawakan di panggung-panggung yang ku datangi, aku ingin ada sedikit kebaruan dalam mempresentasikannya. Dan kenapa Marion Jola, karena aku merasa kami seumuran dan dia paling cocok membawakan lagu ini dengan citra biduan yang ingin ditampilkan dalam lagu ini. Selain itu kami berdua merasa ada relevansi latar cerita yang aku punya di lagu ini.” ungkap Nadin Amizah.
Nadin tidak hanya mengundang kolaborator tamu sesama musisi dalam pertunjukan ini, figur yang ikonis dalam sampul rangkaian single hingga album “Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya” yaitu Misbach dan Neni, turut memperkuat perayaan album ini dengan tampil di lagu kelima, “Semua Aku Dirayakan”. Memerankan dirinya sendiri, keduanya duduk saling berhadapan dengan mata bertatapan di sepanjang lagu. Sebuah aksi panggung yang terlihat sederhana, namun bermakna mendalam dan memperkuat makna lagu tersebut.
Di lagu keenam, Nadin kembali mengajak kolaborator musisi dalam menyanyikan lagu “Kekal”. Kali ini, Nadin merasa Ananda Badudu, figur tepat yang ia ajak dalam memperkuat penampilan lagu ini.
Nadin menyampaikan, “Aku memilih Ananda Badudu, karena lagu “Kekal” adalah satu-satunya lagu yang menurutku paling dekat dengan akar genre lagu folk. Yang aku suka dari dulu dan saat membicarakan tentang siapa top of mid musisi dalam genre folk, hanya Ananda Badudu lah yang ada di pikiranku. Akan menjadi sebuah kebaruan dan aku harap akan jadi kejutan yang menyenangkan di pertunjukan ini”.
Sebelum di showcase ini, kolaborasi antara Nadin Amizah dan Ananda Badudu terjadi beberapa waktu lalu di sebuah panggung dalam festival musik dan disambut antusias para penonton.
Ananda Badudu mengungkapkan, “Sebagai sesama penulis lagu, saya mengagumi Nadin karena ia begitu ringan menjadi jujur dan berani dalam semua karya-karyanya. Selalu menjadi jujur di setiap lagu yang kita tulis itu bukan perkara mudah, tapi Nadin melakukannya seperti mudah saja tanpa beban. Saya bersyukur diajak berkolaborasi di lagu “Kekal” karena saya berkesempatan menghidupkan lagunya. Dan dalam rangka mendalami lagu, saya juga berkesempatan nanya langsung itu lagunya tentang apa sih sebenarnya, haha”.
Kolaborasi di lagu “Kekal” menjadikan Ananda Badudu sebagai kolaborator tamu terakhir dalam pertunjukan sore itu. Nadin kembali menyanyikan sendiri presentasi lagu-lagunya hingga di akhir pertunjukan. Menjelang nomor lagu kesembilan, “Berpayung Tuhan”, sebuah narasi yang menggugah ia sampaikan. Tentang bagaimana Tuhan memberikan bekal yang banyak dan besar untuk akhirnya ia bisa mencintai dirinya sendiri.
Sebelum menyanyikan lagu terakhir dari albumnya, Nadin mengulang pesan yang sama yang ia sampaikan di awal pertunjukkan. Bahwa Nadin ingin pendengarnya melihat dirinya secara utuh, kotor dan baiknya dirinya. Ditutup dengan lagu yang berjudul namanya sendiri, “Nadin Amizah”.
Keseluruhan pertunjukan, Nadin ditemani oleh 15 musisi pengiring yang terdiri dari Rhythm Section, Strings Section dan Brass Section. Keseluruhan aransemen musik di pertunjukan ini, disutradarai oleh Iwan Popo.
“Aku ingin mereka bisa jadi lebih dekat dan lebih kenal dengan lagu-lagu yang ada di album baru ini. Aku cuman ingin memperkenalkan bagaimana lagu-lagu ini jika dibawakan secara live.” ungkap Nadin Amizah.